Rabu 04 Nov 2020 03:18 WIB

Austria Sebut Penyerang di Wina Simpatisan ISIS

Seorang penyerang di Wina, Austria ditembak mati oleh polisi. Sisanya masih diburu

Red: Nur Aini
 Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.
Foto: EPA-EFE/CHRISTIAN BRUNA
Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengatakan sedikitnya satu "teroris Islamis" berada di balik penembakan di Wina tengah, yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya.

Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Selasa (3/11), Nehammer mengulangi seruan agar masyarakat tetap di rumah, dengan mengatakan bahwa satu penyerang, yang mengenakan sabuk bahan peledak yang ternyata palsu, adalah simpatisan ISIS.

Baca Juga

Penyerang itu ditembak mati oleh polisi, yang masih memburu penyerang lainnya.

"Kami mengalami serangan kemarin malam dari setidaknya satu teroris Islamis," kata Nehammer, yang menambahkan bahwa serangan itu merupakan upaya untuk melemahkan atau memecah belah masyarakat demokratis Austria.

Orang-orang bersenjata menyerang enam lokasi di Wina tengah pada Senin malam (2/11), dimulai di luar bangunan ibadah Yahudi, sinagoga. Para saksi menggambarkan orang-orang itu menembaki kerumunan di bar dengan senapan otomatis, karena banyak orang memanfaatkan malam terakhir sebelum jam malam nasional diberlakukan akibat wabah Covid-19.

Polisi mengkonfirmasi pada Selasa bahwa tiga warga sipil, dua pria dan satu perempuan, tewas dalam serangan itu, dan 15 orang lainnya terluka, termasuk seorang petugas polisi. Polisi menutup sebagian besar pusat bersejarah Wina dalam semalam dan mendesak masyarakat untuk berlindung. Banyak yang mengungsi di bar dan hotel, sementara transportasi umum di seluruh kota tua ditutup dan polisi menjelajahi kota.

Ibu kota Austria sejauh ini terhindar dari jenis serangan militan mematikan yang melanda Paris, London, Berlin, dan Brussel dalam beberapa tahun terakhir. Oskar Deutsch, kepala komunitas Yahudi Wina, yang memiliki kantor yang berdampingan dengan tempat ibadah di jalan berbatu sempit yang dihiasi dengan bar, mengatakan melalui Twitter bahwa tidak jelas apakah kuil atau kantor menjadi sasaran.

Video beredar di media sosial tentang seorang pria bersenjata yang berlari di jalan berbatu dan berteriak. Salah satunya menunjukkan seorang pria menembaki seseorang di luar tempat yang tampak seperti sebuah bar di jalan di mana terdapat sinagoga.

Belasungkawa mengalir dari seluruh dunia, dengan pejabat tinggi dari Uni Eropa, Prancis, Norwegia, Yunani, dan Amerika Serikat menyatakan keterkejutan mereka atas serangan tersebut. Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa "doa kami bersama orang-orang Wina setelah aksi terorisme keji lainnya di Eropa."

"Serangan jahat terhadap orang yang tidak bersalah ini harus dihentikan. AS mendukung Austria, Prancis, dan seluruh Eropa dalam perang melawan teroris, termasuk teroris Islam radikal."

Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengutuk apa yang dia sebut sebagai "serangan teroris yang mengerikan."

"Kita semua harus bersatu melawan kebencian dan kekerasan," kata Biden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement