Selasa 03 Nov 2020 17:01 WIB

Polisi Identifikasi Pelaku Begal Sepeda Terhadap Marinir

"Insya Allah dalam waktu dekat pelaku akan kami tangkap," kata Nana Sudjana.

Rep: Ali Mansur, Febryan A/ Red: Andri Saubani
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (30/10/2020). Pemprov DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk melakukan pengamanan sebagai antisipasi maraknya begal sepeda di Ibu Kota.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (30/10/2020). Pemprov DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk melakukan pengamanan sebagai antisipasi maraknya begal sepeda di Ibu Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Nana Sudjana mengaku pihaknya sudah mengidentifikasi pelaku pembegalan terhadap anggota Marinir, Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko. Ketika itu korban tengah bersepeda di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Senin, 26 Oktober 2020 lalu.

"Kami sudah profiling dan sudah kami identifikasi, Insya Allah dalam waktu dekat untuk pelaku dengan korban anggota TNI akan kami ungkap, akan kami tangkap," tegas Nana saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/11).

Baca Juga

Nana menegaskan, pihaknya sangat serius dalam mengungkap kasus-kasus begal sepeda yang saat ini sedang marak terjadi di wilayah hukumnya. Bahkan, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk mengangi kasus pembegalan terhadap para pesepeda. Pada periode September hingga November 2020, jajaran Polda Metro Jaya sudah meringkus 10 pelaku begal sepeda dari enam kasus yang diungkap.

"Selama dua bulan terakhir memang kami baru mengungkap dari enam TKP kami mengungkap 10 tersangka. Beberapa TKP lain ini sedang kami lakukan pengejaran kami sedang melakukan profiling dalam waktu dekat ada beberapa lagi akan kami ungkap," kata Nana.

Sebelumnya, Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko menjadi korban begal saat sedang bersepeda dari rumahnya di Cilandak, Jakarta Selatan menuju ke kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, pada Senin (26/10) sekitar pukul 06.45 WIB. Sesaat tiba dekat tangga penyeberangan, para pelaku memepet korban menggunakan sepeda motor dan mencoba mengambil tas yang dia kenakan.

Namun aksi begal sepeda itu gagal karena Pangestu langsung mempertahankan tasnya. Tetapi, Pangestu terjatuh dari sepeda saat mempertahankan tasnya. Anggota marinir itu mengalami luka robek di pelipis kiri dan memar di kepala bagian belakang.

Melihat korbannya jatuh, para pelaku begal sepeda langsung tancap gas melarikan diri ke arah Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Sedangkan Pangestu langsung dibawa ke RS Angkatan Laut oleh anggota polisi jaga Polda Metro Jaya.

Polisi pun telah membentuk tim khusus sebagai upaya pencegahan aksi begal sepeda di Jakarta. Untuk melihat antisipasi yang dilaksanakan aparat, Republika menelusuri sejumlah jalan protokol di Jakarta pada Selasa (3/11) pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Tampak 12 polisi berjaga di lima jalan protokol di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Di Jalan Merdeka Timur dan Jalan Merdeka Utara, tampak tak ada polisi yang berjaga. Sedangkan di Jalan Merdeka Barat, tampak lima polisi berjaga di pinggir jalan dengan mengenakan seragam dan menunggangi sepeda motor.

Selanjutnya, di Jalan MH Thamrin tampak dua polisi berjaga. Di jalan Sudirman ada tiga polisi. Di Jalan Sisingamangaraja tampak hanya ada satu polisi.  

Sedangkan di Jalan Panglima Polim tampak tak ada satupun polisi. Terakhir di Jalan RS Fatmawati Raya, tampak hanya ada satu polisi.

Faith Arighi Arsyadi (26 tahun), warga yang hampir setiap hari melintasi Jalan Fatmawati Raya, mengatakan, aparat kepolisian menjaga jalan tersebut hanya pada pagi dan sore hari. Itupun jumlahnya sangat sedikit.

"Palingan ada polisi waktu pagi dan sore itu cuma dua atau tiga orang," kata Faith kepada Republika, Selasa.

Zarni Nugraha Saputra (26), warga yang kerap joging di Jalan Sudirman hingga Thamrin, justru menyebut di dua ruas jalan itu jarang ada polisi yang berjaga. Setidaknya begitulah yang ia amati ketika joging sebanyak tiga kali dalam dua pekan terakhir.

"Sabtu (31/10) kemarin saya joging sekitar jam 8 sampai 10 malam di Jalan Sudirman sampai Jalan MH Thamrin. Jujur saja, enggak ada saya lihat polisi berjaga," kata Zarni.

Zarni, yang juga kerap bersepeda di Jakarta Pusat, mengaku, dirinya masih takut untuk kembali bersepeda di Ibu Kota. "Saya tidak sepedaan lagi setelah ada berita begal sepeda di Jaksel dua pekan lalu. Sampai sekarang saya masih takut," kata dia.

Kendati polisi sudah membentuk tim khusus anti begal sepeda, Zarni tetap saja belum berani untuk menggowes di Jakarta. Selain masih minimnya jumlah aparat yang berjaga, ia juga semakin cemas bakal jadi korban begal sepeda lantaran kerap bersepeda sendirian. "Saya berharap sih penjagaanya ditingkatkan supaya kita nyaman bersepeda lagi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement