Selasa 03 Nov 2020 15:56 WIB

Komnas: Saudi Punya Kepentingan Prioritaskan Jamaah Umroh RI

Kedatangan Muslim dari negara lain akan merangsang pertumbuhan ekonomi Arab Saudi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Fakhruddin
Komnas: Saudi Punya Kepentingan Prioritaskan Jamaah Umroh RI. Wakil Presiden RI ke-10 & 12 Jusuf Kalla bersama Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Syafruddin selaku Ketua Yayasan Museum Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam, mendapat kesempatan melaksanakan ibadah umroh di tengah Pandemi Covid-19 oleh Pihak Kerajaan Arab Saudi.
Foto: Dok DMI
Komnas: Saudi Punya Kepentingan Prioritaskan Jamaah Umroh RI. Wakil Presiden RI ke-10 & 12 Jusuf Kalla bersama Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Syafruddin selaku Ketua Yayasan Museum Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam, mendapat kesempatan melaksanakan ibadah umroh di tengah Pandemi Covid-19 oleh Pihak Kerajaan Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Haji dan Umrah Mustolih Siradj menilai pemerintah Arab Saudi punya kepentingan ekonomi sampai memprioritaskan Indonesia sebagai negara kedua setelah Pakistan untuk mengirim jamaah umroh ke Tanah Suci. Sebab, ekonomi Saudi telah terpukul akibat penutupan ibadah umroh selama pandemi Covid-19.

"Sebenarnya di internal Kerajaan Arab Saudi itu berkepentingan agar umroh ini dibuka, karena hancur ekonomi mereka (jika terus ditutup). (Pendapatan dari) pariwisata ini kan andalan mereka," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (3/11).

Apalagi, lanjut Mustolih, Arab Saudi dalam Visi 2030 ingin melepaskan diri dari ketertantungan terhadap minyak dan mengalihkan sumber pendapatan negaranya ke sektor pariwisata. Salah satunya haji dan umroh. Karena itu, jika kedatangan jamaah dari penjuru negeri ke Tanah Suci terus ditutup, kerugian mereka akan jauh lebih besar.

"Ekonomi mereka jelas terpukul. Hotel dan transportasi mereka terpuruk. Bahkan mereka jauh lebih terpukul ketimbang travel-travel umroh kita, karena yang paling rugi adalah Arab Saudi. Jadi tidak mungkin mereka Saudi berlama-lama menyetop umroh, makanya mereka ngotot sekali," tutur dia.

Karena itu, Saudi tentu akan memilih negara dengan penduduk Muslim terbesar dan jumlah jamaah yang juga besar. Dengan demikian, kedatangan Muslim dari negara lain akan merangsang pertumbuhan ekonomi Saudi. Maskapai Saudi bisa terbang kembali dan hotel pun terisi sehingga ada pendapatan yang masuk. "Belum lagi merchandise-nya. Apalagi jamaah yang paling royal itu ya Indonesia," ucapnya.

Mustolih juga memandang, pertimbangan Saudi memprioritaskan jamaah umroh Indonesia tidak menutup kemungkinan karena ada kedekatan spesial dari aspek pemerintahan, bisnis dan masyarakat. "Misalnya hubungan spesifik yaitu hubungan sesama Muslim, dan juga ulama-ulama kita yang banyak belajar di sana," katanya.

Selain berdampak positif bagi ekonomi Saudi, Mustolih menyampaikan, dibukanya ibadah umroh juga berdampak baik untuk biro-biro travel umroh yang telah menutup kegiatan bisnisnya selama sekitar 8 bulan belakangan akibat pandemi. Karyawan yang dirumahkan pun kini bisa bekerja kembali untuk membantu melancarkan keberangkatan ibadah umroh para jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement