Selasa 03 Nov 2020 07:32 WIB

Tarif Cukur Rambut dan Tissue Pengaruhi Inflasi di Lampung

Jasa gunting rambut pria menjamur di Lampung sejak pandemi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Friska Yolandha
Tarif cukur rambut pria dan tissue juga mempengaruhi inflasi di Provinsi Lampung sebesar 0,21 persen pada Oktober 2020.
Foto: AP / Aaron Favila
Tarif cukur rambut pria dan tissue juga mempengaruhi inflasi di Provinsi Lampung sebesar 0,21 persen pada Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Selain kelompok makanan, minuman dan tembakau seperti cabai dan bawang, ternyata tarif cukur rambut pria dan tissue juga mempengaruhi inflasi di Provinsi Lampung sebesar 0,21 persen pada Oktober 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat, indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya selama Oktober 220 mengalami inflasi sebesar 0,73 persen atau kenaikan indek harga dari 108,66 pada September 2020 menjadi 109,45 pada Oktober 2020.

Inflasi pada kelompok ini terjadi pada subkelompok perawatan pribadi sebesar 1,06 persen, dan subkelompok perawatan pribadi lainnya sebesar 0,19 persen. Sementara, subkelompok jasa lainnya pada bulan tersebut relatif stabil. Pada Oktober 2020 secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,04 persen.

Baca Juga

"Komoditas yang memberikan andil dalam pembentukan inflasi adalah tarif gunting rambut pria," kata Kepala BPS Provinsi Lampung Faizal Anwar dalam konferensi pers virutal, Senin (2/11).

Sumbangan inflasi tertinggi adalah komoditas cabai merah 0,12 persen, minyak goreng 0,04 persen, bawang merah 0,34 persen. Sedangkan tarif gunting rambut pria berada pada urutan ke-9 dengan sumbangan inflasi 0,01 persen, dan tarif tissue urutan ke-10 juga 0,01 persen.

Pemantauan Republika.co.id, pembukaan usaha jasa potong/gunting rambut pria menjamur di Kota Bandar Lampung selama musim pandemi Covid-19 berlangsung sejak Maret hingga Oktober 2020. Pembukaan tempat-tempat jasa gunting rambut pria baik kios maupun toko selalu ramai pengunjung baik anak-anak maupun orang dewasa laki-laki.

Beberapa pemilik toko jasa gunting rambut tersebut menyatakan, pembukaan jasa potong rambut dikarenakan usaha jasa tersebut tidak pernah putus atau kehilangan pelanggan, karena potong rambut menjadi kebutuhan setiap lelaki. "Kalau usaha potong rambut, tidak ada matinya. Asalkan pelayanan kepada konsumen diutamakan," kata Fuad, tukang potong rambut di kawasan Hajimena, Bandar Lampung.

Dia mengatakan, meskipun tarif potong rambut pria sekarang naik, pelanggan tidak berubah. Pasalnya, konsumen akan kembali kalau rambutnya panjang.

Ia mengakui usaha tempat potong rambut sudah menjamur di Kota Bandar Lampung, diduga karena usaha dagang lainnya yang mengalami kemunduran karena pandemi Covid-19. "Daripada menganggur lebih baik jadi tukang potong rambut," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement