Selasa 03 Nov 2020 06:22 WIB

Daya Beli Belum Pulih, Indonesia Siap-Siap Masuki Resesi

Prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III oleh Presiden cukup moderat.

Rep: Rizky Surya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Ma
Foto: ANTARA/Biro Pers/Rusman
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyoroti masih lemahnya perekonomian Indonesia di masa pandemi Covid-19 hingga kuartal III 2020. Presiden Joko Widodo (Jokowi)  baru-baru ini memprediksi pertumbuhan PDB sepanjang Juli-September minus 3 persen (yoy).

"Maknanya (prediksi Jokowi) Indonesia resmi masuk dalam resesi ekonomi. Perkiraan Presiden cukup moderat karena ekonomi bisa lebih rendah dari minus 3 persen," kata Bhima pada Republika.co.id, Senin (2/11).

Baca Juga

Presiden Jokowi berdalih pertumbuhan ekonomi nasional terus menunjukkan tren perbaikan. Pada kuartal II 2020, ekonomi nasional terkontraksi lebih dalam, minus 5,32 persen (yoy). Jokowi menganggap penyebabnya konsumsi rumah tangga yang belum pulih. Investasi juga masih minus 6 persen sepanjang kuartal III. 

Bhima sepakat dengan pernyataan Jokowi soal daya beli yang belum menunjukkan tanda menguat. Bhima memantau kelas menengah dan atas masih menahan diri untuk belanja. Mereka mengalihkan uang ke simpanan di perbankan. 

"Situasi ini terjadi karena kasus harian covid-19 masih berada di atas 3.000-4.000 kasus sepanjang kuartal III 2020. Rem darurat yang ditarik oleh pemda DKI Jakarta dengan lakukan pengetatan PSBB menurunkan gairah belanja dari konsumen," ujar Bhima.

Selain itu, Bhima menilai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan cepat pencairannya ternyata mengalami kendala. Sehingga menurutnya hal ini belum efektif dalam mendorong pemulihan ekonomi. 

"Di sisi lain, kinerja investasi mulai membaik tapi belum dibarengi dengan perbaikan kinerja ekspor yang signifikan," ucap Bhima.

Atas masalah ini, presiden meminta bawahannya, khususnya BPKM dan Kementerian Maritim dan Investasi agar menggenjot investasi di kuartal IV 2020 dan berlanjut di kuartal I 2021 mendatang. Selain itu untuk memperbaiki kinerja ekonomi nasional, Jokowi juga meminta seluruh kementerian/lembaga mempercepat realisasi belanja di akhir tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement