Senin 02 Nov 2020 19:43 WIB

Protes Macron, Warga Malang Demo Sambil Makan Makaroni

Aliansi Malang Kondusif berdemo memprotes Presiden Macron di Kota Malang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Christiyaningsih
Foto Presiden Prancis Emanuel Macron dibakar oleh massa. Aliansi Malang Kondusif berdemo memprotes Presiden Macron di Kota Malang. Ilustrasi.
Foto: Republika/Febryan A
Foto Presiden Prancis Emanuel Macron dibakar oleh massa. Aliansi Malang Kondusif berdemo memprotes Presiden Macron di Kota Malang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aksi dan kecaman terhadap Presiden Perancis Emmanuel Macron terus bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Tak terkecuali dari warga Kota Malang yang tergabung dalam Aliansi Malang Kondusif.

Sejumlah perwakilan ormas yang tergabung dalam Aliansi Malang Kondusif melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Malang, Senin (2/11). Aksi ini ditunjukkan untuk mengecam tindakan Presiden Macron terhadap situasi yang terjadi di Prancis. Uniknya, demonstrasi tersebut disisipi ajang makan makaroni bersama sebagai simbol Presiden Macron.

Baca Juga

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Hisa Al Ayubi mengatakan terdapat tiga tuntutan yang ditunjukkan kepada Presiden Macron. Pertama, permintaan maaf dari yang bersangkutan atas ucapan dan tindakan warganya terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW. Kemudian menuntut pengadilan terhadap penghina Nabi Muhammad SAW melalui kartunnya.

"Ketiga, boikot produk Prancis," ucapnya kepada wartawan di depan Gedung DPRD Kota Malang, Senin (2/11).

Seusai aksi, para demonstran langsung melakukan tanda tangan bersama dalam nota protes. Jika tuntutan tidak ditindaklanjuti, maka aksi unjuk rasa akan terus dilakukan. Hal ini terutama apabila Presiden Prancis tak kunjung memberikan pernyataan maaf dan tetap pada pendiriannya terkait pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Pembuatan kartun Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo telah memicu kecaman dari berbagai pihak. Hal ini mendorong satu pemuda melakukan pemenggalan terhadap seorang guru hingga meninggal. Guru tersebut sempat mengajarkan siswanya tentang kebebasan berekspresi dengan menggunakan kartun Nabi Muhammad SAW.

Pembunuhan tersebut telah memunculkan beragam kecaman termasuk dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Pada satu pidato, Macron sempat menyatakan perang terhadap ekstremis Islam yang kemudian disalahpahami sebagai penyerangan kepada Islam secara keseluruhan. Sejumlah negara Islam pun mengecam atas ucapan Macron bahkan menyerukan boikot terhadap produk-produk Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement