Senin 02 Nov 2020 14:27 WIB

Pelayat Cium Uskup Montenegro yang Terinfeksi Virus Korona

Beberapa pelayat mencium dahi atau tangan Uskup Montenegro.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PODGORICA -- Surat kabar Montenegro, Vijesti melaporkan pelayat yang menghadiri pemakaman Uskup Amfilohije Radovic 'mengabaikan protokol kesehatan'. Para pelayat dikabarkan menyentuh jenazah tokoh agama yang terinfeksi virus corona pada awal Oktober lalu.

Pemakaman Ahad (1/11) ini digelar di Gereja Kristen Ortodoks Kathedral Podgorica, Serbia. Amfilohije positif Covid-19 setelah mendukung tuntutan partai oposisi untuk menggelar pemilihan umum demi menurunkan pemerintahan Partai Demokrat Sosialis (DPS) Presiden Milo Djukanovic yang pro-Barat.  

Baca Juga

Pada Senin (2/11), Deutsche Welle melaporkan kepala rumah sakit tempat Amfilohije meninggal pada Jumat (30/10), Nevenka Pavlicic meminta pihak berwenang untuk melarang peti mati uskup itu dibuka. Ia menyebutnya sebagai 'sarang penyakit'.

Para dokter sudah meminta agar peti mati Amfilohije ditutup. Tetapi banyak pelayat yang dilaporkan mendekati jenazah uskup tersebut, tanpa masker dan tidak menjaga jarak. Beberapa orang di antaranya mencium dahi atau tangan tokoh agama tersebut.

Pada Jumat lalu Pelaksana Tugas Perdana Menteri  Zdravko Krivokapic menggambarkan Uskup Amfilohije 'salah orang terbaik di antara kami pada abad ini'. Pihak berwenang Montenegro kesulitan menahan laju penyebaran virus corona di negara berpopulasi 620 ribu jiwa itu.

Uskup Amfilohije mengambil sikap anti-Barat, pro-Rusia dan menentang pemisahan dengan Serbia pada tahun 2006. Ia secara terbuka mengkritik Djukanovic dan undang-undang baru yang bertujuan mengatur properti agama.

Pada bulan Mei lalu dalam ziarah ke gereja tua dekat Podgorica, Amfilohije menjelaskan pada peziarah Miracle Maker uskup abad ke-17 Santa Vasilije Ostroski sebagai 'vaksin Tuhan'. "Akan bagus bila ilmuwan kontemporer menemukan vaksin, tapi sebelum ditemukan, di sini ada vaksin yang sudah ada selama berabad-abad," katanya.

Amfilohije kerap tampil dihadapan publik tanpa masker, dan bersama sejumlah tokoh agama lainnya ia pernah ditahan sebentar karena menggelar misa tanpa mematuhi peraturan pembatasan sosial. Ia juga memimpin gerakan anti-karantina nasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement