Senin 02 Nov 2020 08:54 WIB

Pekerja Komentari UMP 2021 Tetap Rp 4,2 Juta

Pekerja ingin UMP naik agar bisa menabung dan investasi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Massa buruh menggelar aksi di Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Massa buruh menggelar aksi di Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan telah mengumumkan, upah minimun provinsi (UMP) 2021 di DKI Jakarta telah sama dengan UMP 2020 bagi perusahaan yang terdampak Covid-19, yakni sebesar Rp 4,2 juta. Besaran pengupahan itu mendapat reaksi beragam dari sejumlah kalangan, terutama dari kalangan pekerja atau buruh.

Dwip (26 tahun), seorang pekerja di sebuah perusahaan di Jakarta mengungkapkan keinginannya agar UMP 2021 bisa naik untuk bisa membantu menopang kondisi keuangannya, terlebih di masa pandemi Covid-19.

"Naik dong (inginnya). Biar bisa nabung lebih banyak dan mewujudkan mimpi melalui tabungan tersebut, bisa upgrade investasi yang lebih baik, pemenuhan kebutuhan rohani dengan jalan-jalan ke tempat seru dan menyenangkan hati," ucapnya kepada Republika, Ahad (1/11).  

Namun, Dwip juga menyadari kondisi kesulitan ekonomi di Indonesia saat ini, terlebih di Jakarta sebagai pusat bisnis yang mengalami pukulan keras oleh pandemi. Karena itu, dia mengaku tidak begitu mempermasalahkan UMP yang stagnan. Kendati demikian, dia berharap, arga kebutuhan pokok tetap stabil.

"Selama tidak turun saja (UMP) dan harga-harga kebutuhan tetap stabil aja. Karena melihat kondisi ekonomi nasional dan global yang sedang terpuruk juga," ujar Dwip.

Secara pengelolaan keuangan, Dwip mengatakan upah di atas UMP yang dia dapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seorang diri. "Cukup kalau biaya hidup seorang diri dengan gaya hidup yang amat sangat sederhana," tuturnya.

Sementara itu, Willi (31), seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta di Ibu Kota menyampaikan, UMP 2021 yang stagnan atau tidak naik menurutnya memiliki alasan, yakni soal pengalokasian untuk menangani Covid-19.

"UMP tidak naik pasti ada alasannya. Ada alokasi besar-besaran untuk penanganan Covid-19. Saat ini aspek yang paling dibutuhkan untuk dibenahi adalah kesehatan. Jadi, tidak naik pun tidak masalah," ujar Willi kepada Republika.

Dia mengatakan, dalam kondisi pandemi seperti saat ini banyak anggaran yang dikucurkan untuk penanganan Covid-19. Aspek kesehatan, menurutnya menjadi yang terpenting. Karena apabila sudah terbebas dari wabah Covid-19, aspek-aspek lainnya akan ikut membaik.

Terkait upah yang didapatkannya per bulan, Willi mengaku masih di bawah UMP. Namun dia memiliki pendapatan lain dari beberapa bidang usaha yang masih bisa menompang keuangannya. Sejumlah investasi juga dilakoninya sehingga dia berharap bisa memenuhi kebutuhannya melalui sumber-sumber pendapatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement