Ahad 01 Nov 2020 19:10 WIB

Turki Kutuk Penembakan Pendeta Ortodoks di Prancis

Seorang pendeta Ortodoks di Lyon, Prancis ditembak dan dikabarkan terluka parah.

Rep: Fergi Nadira/Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Seorang pria bertopeng berjalan di jalan di pusat kota Lyon, Prancis tengah, Rabu, 28 Oktober 2020. Prancis bersiap untuk kemungkinan penguncian baru saat presiden mempersiapkan pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu yang bertujuan untuk menghentikan gelombang pasang yang cepat. pasien virus yang memenuhi rumah sakit Prancis dan jumlah kematian harian yang terus meningkat. Pasar Prancis dibuka lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa Presiden Emmanuel Macron akan mengumumkan semacam penguncian pada Rabu.
Foto: AP/Laurent Cipriani
Seorang pria bertopeng berjalan di jalan di pusat kota Lyon, Prancis tengah, Rabu, 28 Oktober 2020. Prancis bersiap untuk kemungkinan penguncian baru saat presiden mempersiapkan pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu yang bertujuan untuk menghentikan gelombang pasang yang cepat. pasien virus yang memenuhi rumah sakit Prancis dan jumlah kematian harian yang terus meningkat. Pasar Prancis dibuka lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa Presiden Emmanuel Macron akan mengumumkan semacam penguncian pada Rabu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengutuk serangan bersenjata yang menargetkan pendeta Ortodoks di kota Lyon, Prancis, Sabtu (31/10) waktu setempat. Sumber polisi mengatakan bahwa pelaku penembakan telah melarikan diri dari tempat kejadian.

"Kami mengutuk keras penembakan itu, kali ini menargetkan seorang ulama Ortodoks di Lyon, Prancis. Kami berharap pendeta, yang terluka parah dalam serangan itu, akan pulih secepat mungkin dan serangan semacam itu akan segera berakhir," tulis Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan dilansir laman Anadolu Agency, Ahad (1/11).

Baca Juga

Seorang pendeta Ortodoks di Lyon ditembak dan dikabarkan terluka parah. Serangan itu terjadi di Gereja Ortodoks Yunani Asumsi di arondisemen ke-7, kota Lyon sekitar pukul 16.00 waktu setempat saat pendeta sedang menutup gedung.

"Sebagai negara yang telah memerangi segala jenis terorisme selama bertahun-tahun, kami sekali lagi mengungkapkan solidaritas kami terhadap terorisme, dan menyampaikan simpati kami kepada rakyat Prancis dan komunitas Ortodoks yang tinggal di Prancis," tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan petugas keamanan dan darurat berada di tempat kejadian dan mendesak orang-orang untuk menghindari daerah tersebut. Insiden itu terjadi beberapa hari setelah tiga orang tewas dalam serangan pisau di sebuah gereja di kota Nice, Prancis selatan.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan dia akan membentuk tim tanggap darurat dalam koordinasi dengan Macron. Pendeta itu dilaporkan berada dalam kondisi serius.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa dia dirawat di lokasi karena "luka yang mengancam jiwa". Identitas pendeta belum dipublikasikan, tetapi laporan mengatakan dia berkebangsaan Yunani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement