Sabtu 31 Oct 2020 11:31 WIB

Jamaah Singapura Booking Shaf di Masjid Lewat TraceTogether

Jamaah Muslim di Singapura gunakan aplikasi TraceTogether untuk pesan shaf di masjid

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Masjid Sultan di Kampung Glam, Singapura.
Foto: visitsingapore.com
Masjid Sultan di Kampung Glam, Singapura.

IHRAM.CO.ID, SINGAPURA -- Jamaah Muslim di Singapura kini dapat menggunakan aplikasi TraceTogether atau token untuk memesan shaf (tempat) di 40 dari 70 masjid yang ada di negara itu. Dewan Agama Islam Singapura (Muis) tengah bersiap untuk mewajibkan mendafarkan diri melalui aplikasi TraceTogether di tempat umum untuk akhir tahun ini.

Mendaftar melalui aplikasi TraceTogether diperkenalkan di 24 masjid pertama pada 19 Oktober 2020, dan kemudian di 16 masjid lainnya pada 23 Oktober 2020. Namun, Muis tidak mengatakan kapan check-in (daftar) TraceTogether akan diluncurkan di 31 masjid yang tersisa, atau kapan daftar semacam itu akan diwajibkan.

Seperti diketahui, pemerintah setempat mewajibkan umat Muslim untuk melakukan booking secara online untuk memesan tempat (shaf) untuk sholat di masjid, karena keterbatasan kuota jamaah di tengah pandemi virus corona.

Untuk saat ini, jamaah masih dapat menggunakan metode pemindaian kode QR SafeEntry yang lebih lama dengan kamera ponsel atau aplikasi seluler SingPass, atau kode batang pada NRIC. Namun, staf di masjid-masjid telah diinstruksikan untuk mendorong jamaah agar mengunduh aplikasi TraceTogether.

Pada 20 Oktober 2020, pemerintah Singapura mengumumkan bahwa menggunakan aplikasi TraceTogether atau token untuk mendaftar diri akan diwajibkan di tempat-tempat umum, seperti bioskop, restoran, tempat kerja, sekolah, dan pusat perbelanjaan pada akhir Desember mendatang. Salah satu masjid, Masjid Al-Falah di Orchard Road, bahkan telah memperkenalkan Jalur Hijau (Green Lane) yang memungkinkan jamaah menggunakan aplikasi atau token untuk masuk lebih cepat.

Ketua Pelaksana Masjid Al-Falah, Khairul Anwar, mengatakan menggunakan aplikasi atau token membuat arus jamaah yang memasuki fasilitas mereka lebih cepat. Banyak dari jamaah masjid ini sebenarnya adalah pekerja di sekitar daerah itu. Sehingga, kata dia, waktu menjadi hal penting bagi mereka.

"Sebelumnya, kami hanya mengizinkan masuk dengan cara memindai (kode batang) IC sehingga memakan sedikit waktu," kata Khairul, dilansir di the Straits Times, Jumat (30/10).

Dia menambahkan, aplikasi TraceTogether juga memberikan ketenangan pikiran yang lebih besar kepada jamaah dengan adanya peningkatan keamanan dari pelacakan kontak waktu nyata. Sekitar setengah dari 100 jamaah yang datang untuk sholat Jumat pertama terlihat menggunakan aplikasi TraceTogether. Sebagian besar menggunakan aplikasi tersebut, sementara Straits Times hanya melihat tiga jamaah dengan token.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement