Jumat 30 Oct 2020 23:45 WIB

Tak Melaut Akibat Cuaca Buruk, Nelayan Lebak Terlilit Utang

Ketinggian gelombang antara empat sampai enam meter melanda perairan selatan Banten.

Sejumlah kapal nelayan bersandar di dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Binuangeun, Lebak, Banten, Selasa (12/5). (ilustrasi)
Foto: ANTARA/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS
Sejumlah kapal nelayan bersandar di dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Binuangeun, Lebak, Banten, Selasa (12/5). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Para nelayan di Kabupaten Lebak kembali terlilit utang akibat cuaca buruk di mana ketinggian gelombang antara empat sampai enam meter yang melanda perairan selatan Provinsi Banten membuat mereka tidak bisa melaut.

"Kami sejak sepekan terakhir ini untuk menunjang kehidupan ekonomi keluarga dari mengutang itu," kata Juproni (60) seorang nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bayah Kabupaten Lebak, Jumat (30/10).

Baca Juga

Nelayan di daerah itu mencapai puluhan orang dan kini mereka menganggur akibat cuaca buruk yang melanda pesisir selatan Banten. Juproni menjelaskan, para nelayan tidak berani melaut karena ketinggian gelombang berpotensi empat sampai enam meter juga ditambah tiupan angin cukup kencang.

Tingginya gelombang itu, kata dia, tentu dapat membahayakan keselamatan nelayan, terlebih nelayan di sini kebanyakan nelayan tradisional. Untuk menutupi kebutuhan dapur keluarga, para nelayan terpaksa mengutang ke pemilik perahu atau tetangga.

 

"Kami merasa bingung jika tidak berutang maka keluarga kesulitan ekonomi untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Begitu juga nelayan lainnya, Darma (55) mengaku bahwa dirinya untuk memenuhi kebutuhan dapur mengandalkan utang dan pembayarannya setelah kembali melaut. Selama ini, cuaca buruk di Perairan Samudera Hindia mengakibatkan nelayan pesisir selatan Banten tidak melaut dan jika nelayan nekat melaut dikhawatirkan mengalami kecelakaan.

"Beruntungnya, dalam kondisi begini masih ada orang yang memberikan utang untuk kehidupan keluarga," katanya.

Ia mengatakan, selama ini nelayan kembali terjerat utang dari sebelumnya sudah lunas pembayaran dengan melimpahnya tangkapan tersebut. Bahkan, mereka nelayan juga banyak menjual perabot rumah tangga maupun elektronika akibat cuaca buruk tersebut.

"Kami tidak berani melaut karena ombak pesisir pantai sangat besar dan membahayakan," kata Darma.

Sementara itu seorang petugas Pangkalan Pendaratan ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak AhmadHadi mengaku bahwa sebagian besar nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi dan tiupan angin kencang. Mereka nelayan yang tidak melaut itu guna menghindari kecelakaan laut sehubunganya tinggi gelombang mencapai enam meter.

"Dari 3.600 nelayan itu sebagian besar mereka tidak melaut," demikian kata Ahmad Hadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement