Jumat 30 Oct 2020 22:45 WIB

Terminal Anak Aia Padang Berpeluang Jadi Sentra Ekonomi Baru

Modern, bersih dan punya ruang yang cukup besar untuk UMKM.

Terminal Anak Aia Padang Berpeluang Jadi Sentra Ekonomi Baru. Foto udara progres pembangunan terminal tipe A, Anak Air, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (1/10/2020). Pembangunan dengan dana SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) sebesar Rp72 miliar itu ditargetkan rampung awal 2021 yang akan akan membantu mengurai kemacetan di Kota Padang karena mampu melayani 500 unit Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan 150 Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Terminal Anak Aia Padang Berpeluang Jadi Sentra Ekonomi Baru. Foto udara progres pembangunan terminal tipe A, Anak Air, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (1/10/2020). Pembangunan dengan dana SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) sebesar Rp72 miliar itu ditargetkan rampung awal 2021 yang akan akan membantu mengurai kemacetan di Kota Padang karena mampu melayani 500 unit Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan 150 Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP).

IHRAM.CO.ID,PADANG -- Pengelola Terminal tipe A Anak Aia Padang, Sumatera Barat memiliki konsep pelayanan transportasi dan ekonomi yang terintegrasi sehingga terminal ini berpeluang menjadi sentra ekonomi baru.

"Terminal ini akan jadi percontohan di Sumbar. Jangan dibayangkan terminal yang dulu-dulu. Ini jauh berbeda. Modern, bersih dan punya ruang yang cukup besar untuk UMKM," kata Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar, Deny Kusdyana di Padang, Jumat (30/10).

Ia mengatakan terminal Anak Aia memiliki tantangan yang cukup besar karena kondisi beberapa tahun terakhir hampir semua terminal (tipe B) di daerah itu sepi aktivitas.

Perusahaan transportasi darat lebih memilih membuat pool sendiri di luar terminal sehingga tidak ada bus yang masuk terminal. Penumpang juga lebih memilih naik dan turun di pool atas dasar pertimbangan keamanan dari gangguan aksi premanisme.

Apalagi, letak terminal Anak Aia tersebut berada di pinggiran Kota Padang, bukan di tengah simpul sistem transportasi kota.

"Hal ini membuat kita harus memikirkan konsep terminal yang berbeda. Salah satunya dengan mengintegrasikan ruang kreativitas dan perekonomian dalam satu tempat," kata Deny.

Sementara itu Direktur Prasarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan Mohammad Risal Wasal menyebutkan tahun ini pihaknya membangun 32 terminal tipe A di Indonesia yang diharapkan bisa secepatnya beroperasi dan ikut membantu pemulihan ekonomi nasional.

"Kita mengalokasikan 30 persen area terminal untuk UMKM. Ini sangat besar. Masyarakat sekitar dan pengusaha lokal bisa memanfaatkan fasilitas ini untuk berjualan. Jadi nantinya sambil menunggu jadwal keberangkatan, penumpang bisa berbelanja dengan nyaman," katanya.

Ia menyebut terminal tipe A yang cukup besar dengan fasilitas UMKM dan fasilitas lain yang memungkinkan itu bisa menyerap ratusan tenaga kerja bahkan lebih, tergantung pengembangan ke depan.

"Inilah salah satu faktor pembeda terminal saat ini dengan terminal lama. Terminal tidak saja sebagai pusat operasional bus, tetapi juga bisa jadi pusat perekonomian sehingga bisa berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Kemegahan bangunan, kebersihan dan sistem pengoperasian akan setara dengan mal. Terminal itu nantinya juga akan terintegrasi dengan moda transportasi darat lainnya seperti kereta api.

Moda transportasi kereta api yang saat ini sudah mulai "hidup" lagi di Sumbar harus terus dikembangkan tidak hanya terbatas di Padang dan Pariaman, tetapi terus ke Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh juga bercabang ke Solok, Sawahluto, Sijunjung bahkan kalau memungkinkan terkoneksi ke Pekanbaru.

Risal menyebut jaringan transportasi darat yang menghubungkan terminal angkutan darat dengan kereta api itu sangat mungkin untuk dibangun dan akan sangat menguntungkan daerah.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement