Jumat 30 Oct 2020 18:17 WIB

Cerita Lulusan UMM Bisa Kuliah dan Keliling Eropa

Ivana Nabilah Qoriroh, mahasiswa UMM mendapat beasiswa kuliah di luar negeri.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Beasiswa (ilustrasi)
Foto: yeppopo.wordpress.com
Beasiswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ridha Allah berawal dari ridanya orang tua. Keyakinan inilah yang ditanamkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ivana Nabilah Qoriroh Mujahidah atas semua pencapaiannya selama ini.

Ivana termasuk mahasiswa yang berhasil mendapat kesempatan berkeliling Eropa dan merasakan kuliah selama enam bulan di benua biru itu. Cerita itu dimulai berkat dorongan sang ayah yang menyarankannya berkuliah di Kampus Putih UMM. Dorongan ini diberikan lantaran UMM dikenal sebagai kampus yang banyak memberikan kesempatan belajar ke luar negeri.

Baca Juga

Tahun lalu, Ivana bisa mengkonversi sejumlah mata kuliah yang ditempuhnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM di Universidad De Murcia, Spanyol. Hal ini dilakukannya selama kurang lebih enam bulan. Di kesempatan ini, dia juga berkeliling ke 14 negara di Eropa sambil menapak tilas sejarah kejayaan Islam di sana.

Cerita perjalannya di Eropa dirangkum ke dalam sebuah buku yang bakal diterbitkannya dalam waktu dekat. Putri dari Mariya Ulfa ini terpilih menjadi salah satu mahasiswa UMM yang berhasil mendapat beasiswa Erasmus+ Programme.

Prestasi Ivana tidak hanya berhasil dalam memperoleh kesempatan kuliah ke luar negeri. Selama kuliah di UMM, Ivana berlaga debat dan menjadi 20 Besar di ajang Bilingual Speech of South-east ASIA of PT Ihtifal ASEAN, Malaysia. Ivana juga sempat mengikuti ajang yang sama di Singapura.

Lulusan terbaik FKIP UMM ini mengaku selalu dipesankan orang tuanya untuk selalu dekat dengan Alquran. Tak sekadar menunaikan amanah, Ivana bahkan mensyeriusi harapan kedua orang tuanya itu dengan menghafal Alquran.

"Dan juga mengikuti banyak kompetisi Alquran," jelasnya melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id.

Tak sedikit lomba yang telah berhasil dimenangi. Ia juga mengaku sebagai pencinta puisi. Hobi ini diturunkan dari Sang Ibu. Tak hanya menjadikannya hobi, ia juga sampat memenangi banyak perlombaan.

Saat ini Ivana tercatat sebagai salah satu staf pengajar di MI Manarul Islam, Kota Malang. Ada prinsip yang ia pegang hingga saat ini tentang bagaimana seorang guru seharusnya. Ivana menyebutnya sebagai tiga kunci ideal yang harus terinternalisasi dalam diri seorang guru.

Pertama, kunci ideal Ivana menyebutkan metode lebih penting dari pada materi. Kedua, ia melanjutkan, guru lebih penting dari pada metode itu sendiri. Kemudian ruh seorang guru lebih penting dari pada guru itu sendiri.

“Guru harus memiliki invisible touch atau sentuhan tak terlihat. Yakni seorang guru harus ikhlas dalam mengajar,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement