Sabtu 31 Oct 2020 00:53 WIB

Lampaui Ekspektasi, Ekonomi Jerman Tumbuh 8,2 Persen

Rebound ekonomi Jerman didorong konsumsi dan pemulihan investasi.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Friska Yolandha
Ekonomi Jerman tumbuh dengan rekor 8,2 persen pada kuartal ketiga, menurut data Kantor Statistik Federal yang ditunjukkan pada Jumat (30/10). Data tersebut menggambarkan, Jerman sudah pulih dari resesi terburuk yang pernah terjadi akibat pandemi Covid-19.
Foto: EPA-EFE/HAYOUNG JEON
Ekonomi Jerman tumbuh dengan rekor 8,2 persen pada kuartal ketiga, menurut data Kantor Statistik Federal yang ditunjukkan pada Jumat (30/10). Data tersebut menggambarkan, Jerman sudah pulih dari resesi terburuk yang pernah terjadi akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ekonomi Jerman tumbuh dengan rekor 8,2 persen pada kuartal ketiga, menurut data Kantor Statistik Federal yang ditunjukkan pada Jumat (30/10). Data tersebut menggambarkan, Jerman sudah pulih dari resesi terburuk yang pernah terjadi akibat pandemi Covid-19.

Seperti dilansir Reuters, Jumat, lonjakan output selama periode Juli sampai September ini menjadi yang terbesar sejak Kantor Statistik Federal mulai mengumpulkan data pada 1970. Realisasi pertumbuhan ekonomi salah satu ekonomi besar Eropa itu juga lebih kuat dibandingkan proyeksi para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, 7,3 persen.

Baca Juga

Pertumbuhan ekonomi Jerman pada kuartal ketiga mengikuti penurunan 10 persen pada kuartal kedua yang menjadi kontraksi terbesar. Saat itu, pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan dan perdagangan anjlok selama gelombang pertama pandemi.

Rebound yang lebih besar dari perkiraan pada kuartal ketiga didorong oleh tiga faktor. Mereka adalah konsumsi yang lebih tinggi, adanya pemulihan investasi dalam peralatan dan ekspor yang sangat kuat, menurut kantor statistik.

Secara terpisah, pemerintah Jerman merevisi naik perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020. Pemerintah memperkirakan PDB menyusut sebesar 5,5 persen pada 2020, membaik dibandingkan proyeksi sebelumnya, yaitu kontraksi 5,8 persen. Sedangkan, pada 2021, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan 4,4 persen.

Perkiraan baru pemerintah untuk tahun ini menandakan, Jerman akan tetap berada dalam salah satu resesi terburuk pasca-Perang Dunia Kedua. Tapi, efeknya tidak seburuk yang terjadi selama krisis keuangan global 2009.

Ekonomi Jerman diketahui telah terpukul akibat pandemi tahun ini. Kebijakan lockdown darurat secara nasional akan diberlakukan kembali mulai Senin (2/11) untuk menekan laju penyebaran virus corona yang masih berada dalam situasi sangat serius.

"Kami perlu mengambil tindakan sekarang," ujar Kanselir Jerman Angela Merkel, seperti dilansir Reuters, Rabu (28/10).

Merkel menjelaskan, peningkatan tajam penyebaran virus corona telah menghasilkan dukungan politik dan publik yang cukup keras untuk tindakan tegas dalam mengurangi kontrak sosial.

Dalam kebijakan lockdown terbaru, pemerintah akan membatasi pertemuan pribadi hingga 10 orang dari maksimal dua rumah tangga. Restoran, bar, teater, bioskop, kolam renang dan pusat kebugaran akan ditutup serta konser dibatalkan.

Acara olahraga profesional hanya diperbolehkan diadakan tanpa penonton. Orang-orang diminta untuk tidak bepergian karena alasan pribadi dan tidak penting. Bermalam di hotel hanya akan tersedia untuk perjalanan bisnis yang memang dibutuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement