Jumat 30 Oct 2020 09:47 WIB

Dimarahi karena Isap Lem, ABG Bunuh Diri

Keluarga korban menolak untuk dilakukan visum dan korban meninggal murni bunuh diri.

Bunuh diri/ilustrasi
Foto: Max Pixel
Bunuh diri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Seorang bocah dibawah umur berinisial KB (15 tahun) asal Malifut, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut), ditemukan gantung diri dan diduga sering dimarahi karena kebiasaannya mengisap lem. Kapolres Halut, AKBP. Priyo Utomo melalui Kasubag Humas Iptu Mansur Basing membenarkan peristiwa gantung diri tersebut.

Korban merupakan anak dibawah umur yang masih duduk di bangku SMP di kecamatan Malifut. "Korban gantung diri ditemukan di salah satu gedung Sekolah Dasar, kecamatan Malifut," kata Mansur, Jumat (30/10).

Mansur mengatakan, korban ditemukan pertama kali oleh seorang saksi Sergius Barani yang berprofesi sebagai ASN. Menurut keterangannya, ia mendapat informasi dari Evan bahwa ada orang dicurigai di dalam kelas sekolah dasar.

Kemudian saksi langsung menuju sekolah untuk mengecek informasi dan mengintip melalui jendela. Dia terkejut dengan kondisi seorang bocah yang sudah dalam posisi seutas tali terikat di leher.

"Saksi kemudian keluar dan berteriak bahwa ada yang gantung diri dan seketika itu masyarakat berlari menuju TKP. Berselang beberapa menit keluarga korban datang dan langsung membuka tali ikatan di leher, selanjutnya korban di bawa ke rumah untuk di semayamkan," ujarnya.

Sementara itu, sesuai keterangan dari MB yang merupakan kakak kandung korban, peristiwa terjadi pada Rabu (28/10), sekitar pukul 11.00 WIT, saksi melihat korban sedang dimarahi oleh ibunya dengan alasan bahwa korban sering mengisap Lem ehabon, kemudian saksi bertanya kepada korban namun korban hanya diam.

Sehingga membuat dirinya naik pitam dan melepaskan tiga kali tamparan ke pipi korban sebagai peringatan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Selanjutnya ia bergegas pergi untuk membuang jaring di pantai dan sekitar pukul 15.00 WIT, saksi pulang ke rumah dan bertanya kepada ibunya tentang keberadaan korban yang juga adik kandungnya.

Ibunya menyampaikan korban sudah keluar rumah. Hingga sekitar pukul 14.00 WIT dia mendengar kabar bahwa adiknya sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan, sesuai hasil koordinasi, keluarga korban menolak untuk dilakukan visum dan korban meninggal murni bunuh diri. Dugaan sementara bahwa korban depresi akibat sering di marahi oleh keluarganya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement