Jumat 30 Oct 2020 08:45 WIB

Stimulus Dorong Penjualan Tiket Garuda Indonesia Group

Citilink menurunkan harga publish tiket penumpang hingga sebesar 15 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Maskapai Garuda Indonesia bersiap mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020). Stimulus penerbangan melalui pembebasan sementara tarif passenger service charge (PSC) mampu mendorong peningkatan penjualan tiket Garuda Indonesia Group.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Maskapai Garuda Indonesia bersiap mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020). Stimulus penerbangan melalui pembebasan sementara tarif passenger service charge (PSC) mampu mendorong peningkatan penjualan tiket Garuda Indonesia Group.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah memberikan stimulus penerbangan melalui pembebasan sementara tarif passenger service charge (PSC) yang selama ini masuk dalam komponen biaya tiket. Stimulus tersebut ternyata mampu mendorong peningkatan penjualan tiket Garuda Indonesia Group.

“Hal ini tentu saja memberikan dampak positif dengan meningkatnya pembelian jumlah tiket khususnya menjelang libur panjang ini,” kata VP Corporate Secretary anda CSR Citilink Indonesia Resty Kusandarina kepada Republika.co.id, Jumat (30/10).

Baca Juga

Resty mengatakan terjadi peningkatan penjualan tiket pada pekan ini dibandingkan minggu sebelumnya. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah penerbanagn Citilink di atas 10 persen dibandingkan pekan lalu.

Terlebih, Resty mengatakan, Citilink juga sudah menurunkan harga tiket setelah stimulus PSC berlaku sejak 23 Oktober 2020. “Citilink menurunkan harga publish tiket penumpang hingga sebesar 15 persen sesuai dengan program rute-rute yang mendapatkan stimulus dari pemerintah,” ungkap Resty.

 

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui pada libur akhir Oktober 2020 juga terjadi peningkatan pembelian tiket. Irfan menilai momen libur panjang dan stimulus PSC sangat berdampak positif.

“Saya masih menunggu laporan (peningkatan jumlah penumpang) tapi memang ada peningkatan libur panjang. Mestinya karena libur panjang itu sendiri tapi pasti penghapusan PSC juga mendorong,” kata Irfan.

Sementara itu, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) mencatat trafik penerbangan harian tertinggi saat masa pandemi Covid-19 pada 28 Oktober 2020. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pada tanggal tersebut jumlah penumpang pesawat di 19 bandara perseroan tercatat 110.530 orang dengan 1.069 penerbangan.

“Angka ini melebihi catatan tertinggi sebelumnya pada 23 Agustus 2020 yakni sekitar 95 ribu orang penumpang pesawat dengan 1.045 penerbangan,” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (29/10).

Dia menambahkan, khusus di Bandara Soekarno-Hatta jumlah penumpang pada 28 Oktober 2020 mencapai 64.021 orang dengan 644 penerbangan. Angka tersebut juga merupakan angka tertinggi bagi Bandara Soekarno-Hatta di tengah pandemi.

Awaluddin menilai, salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan trafik yakni stimulus PSC yang diberikan pemerintah di lima bandara AP II. Kelima bandara AP II yang mendapatkan stimulus tersebut yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Silangit, Kualanamu, dan Banyuwangi, tidak perlu membayar PSC.

“Jumlah penumpang di lima bandara AP II yang mendapatkan stimulus tersebut pada 28 Oktober adalah 79.938 orang, atau mencapai sekitar 72,32 persen dari total penumpang di 19 bandara,” jelas Awaluddin.

Dia menilai, stimulus PSC bagi lima bandara tersebut sangat tepat. Sebab, kata Awaluddin, jumlah penumpang di bandara-bandara tersebut mencapai 72,32 persen dari 19 bandara yang dikelola AP II.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement