Jumat 30 Oct 2020 06:17 WIB

Demi Data Panen Akurat, Kementan Dorong Dilakukan Ubinan

Ubinan yang didorong Kementan adalah survei produktivitas tanaman pangan per hektar

Ubinan merupakan survei yang lazim digunakan petani didampingi penyuluh, untuk mengetahui produktifitas tanaman pangan per hektar. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan implementasi aplikasi pendataan khususnya ubinan berbasis kerangka sampel area (KSA) untuk estimasi luas panen lebih akurat, obyektif dan terkini.
Foto: Kementan
Ubinan merupakan survei yang lazim digunakan petani didampingi penyuluh, untuk mengetahui produktifitas tanaman pangan per hektar. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan implementasi aplikasi pendataan khususnya ubinan berbasis kerangka sampel area (KSA) untuk estimasi luas panen lebih akurat, obyektif dan terkini.

REPUBLIKA.CO.ID, BARITO TIMUR -- Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menilai ubinan atau pengambilan sampel mutlak dilakukan agar tidak ada perbedaan data, misalnya definisi lahan baku sawah yang bergeser penggunaannya untuk menanam jagung.

"Definisi terhadap sawah, misalnya, kalau tanam jagung, masih sawah kan namanya? Definisi itu dilakukan penyesuaian di pertanian apa pun tanaman di dalamnya, lahan itu lahan baku sawah," kata Mentan Syahrul tentang pentingnya data pertanian untuk input program dan kebijakan Kementerian Pertanian RI.

Ubinan merupakan survei yang lazim digunakan petani didampingi penyuluh, untuk mengetahui produktifitas tanaman pangan per hektar. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan implementasi aplikasi pendataan khususnya ubinan berbasis kerangka sampel area (KSA) untuk estimasi luas panen lebih akurat, obyektif dan terkini.

 

Saat ini yang diukur melalui ubinan adalah komoditas padi, jagung, kedelai, singkong, kacang tanah dan ubi jalar. Ubinan mencakup jenis lahan, cara tanam, cara panen, penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT), intensifikasi, variates dan jumlah benih, pupuk dan pestisida, dan informasi kualitatif terkait produktifitas.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM - Kementerian Pertanian (BPPSDMP) mengingatkan tentang pentingnya kegiatan pengubinan. Guna memastikan petani dan penyuluh tetap di lapangan dengan mematuhi Protokol Kesehatan di tengah pandemi.

"Pengubinan, istilah yang biasa dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan," kata Dedi.

Seruan tersebut dilaksanakan petani Kabupaten Barito Timur (Bartim), Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya kelompok tani (Poktan) Rurey Maju di Desa Murutuwu, Kecamatan Paju Epat melakukan pengubinan jagung pakan ternak varietas Bisi-18, Selasa (27/10).

Kegiatan pengubinan jagung oleh petani Poktan Rurey Maju didampingi penyuluh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Paju Epat dipimpin Lukmanul Chakim, Koordinator BPP. Sementara itupetugas BPS Barito Timur Ferry dan Bella hadir untuk menghitung optimalisasi produktifitas jagung pakan ternak.

"Hasil ubinan jagung termasuk baik, mengacu target rata-rata per petak ubinan standarnya adalah enam kilogram per petak," kata Elisa, penyuluh pembina Desa Muruwutu seperti dilansir Pusat Penyuluhan Pertanian.

Lukmanul menambahkan, BPP Paju Epat selaku pelaksana KostraTani menargetkan budidaya jagung ke depan, diupayakan berorientasi bisnis terutama pengadaan bahan baku industri pakan ternak, sekaligus mencapai target uas tanam jagung tertinggi di Bartim.

"Geliat budidaya jagung Paju Epat diharapkan memotivasi kecamatan lain membudidayakan komoditas jagung untuk memenuhi kebutuhan industri pakan ternak," katanya.

Ruslina, pengurus Poktan Rurey Maju mengharapkan teknik pengubinan didampingi BPP Paju Epat dan BPS Bartim menambah pengetahuan para petani untuk menerapkannya setiap menjelang panen, sehingga dapat memperkirakan sendiri hasil panennya ke depan.

"Hasil tanam satu kilogram benih jagung, hasilkan panen rata-rata enam kuintal jagung pipilan," kata Ruslina, pengurus Poktan Rurey Maju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement