Jumat 30 Oct 2020 05:13 WIB

Alumni IPB Salurkan Bantuan Korban Banjir Bandang Garut

Misi kemanusiaan membagikan 200 paket perlengkapan sekolah, selimut dan 300 Alquran

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Kondisi rumah warga pascabanjir bandang di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kondisi rumah warga pascabanjir bandang di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Alumni IPB yang tergabung dalam Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) menyalurkan bantuan untuk korban bencana banjir bandang di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Misi kemanusiaan bertajuk Solidaritas Aksi Untuk Korban Banjir dan Longsor Garut (SABOGA) ini mendistribusikan 200 paket perlengkapan sekolah (tas dan buku) bagi siswa-siswi sekolah terdampak banjir, 100 lembar selimut, serta 300 eksemplar Alquran.

Menurut Ketua Tim SABOGA ARM, Ali Fathoni, bantuan tersebut diberikan langsung kepada Kepala Desa Mandalakasih, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut. Daerah tersebut merupakan salah satu lokasi terparah dilanda banjir bandang, 12 Oktober 2020 lalu. "Setidaknya ada empat titik lokasi yang akan kita tuju yakni Dusun Leuwisimar, Paas, Pamalayan dan Bojong," kata Ali, dalam keterangannya, Kamis (29/10).

Khusus untuk bantuan alat sekolah, ARM menyerahkan bantuan tersebut kepada Kepala Sekolah Dasar Paas 5 di Dusun Paas. Sedangkan selimut difokuskan untuk masyarakat Dusun Leuwisimar.

Menurut penuturan warga Mandalakasih, dari total 570 keluargayang terkena dampak banjir di desa tersebut, Dusun Lewisimar merupakan lokasi yang warganya terdampak paling banyak yaitu 270 keluarga, yang sebagian besar tinggal di lahan desa.

Sebelumnya, 12 Oktober 2020 lalu, hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Garut mengakibatkan tiga sungai yaitu Sungai Cipalebuh, Sungai Cikaso, dan Sungai Cibera, meluap. Banjir melanda tiga kecamatan yakni Pamempeuk, Cibalong, dan Cikelet.

Tercatat 1.000 lebih warga terpaksa mengungsi. Dampak lainnya, sekitar 50-70 hektare (ha) pertanaman padi di Kecamatan Pamengpeuk rusak parah (puso). Kondisi lahan pertanian cukup memprihatinkan karena tertutupi lumpur dan bebatuan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement