Rabu 28 Oct 2020 13:49 WIB

KSSK Optimistis Capital Inflow Mulai Normal di Akhir Tahun

Stabilitas sistem keuangan Indonesia terbilang terjaga di tengah tekanan pandemi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan, aliran modal asing yang masuk atau capital inflow ke Indonesia akan kembali normal pada kuartal terakhir. Penyebaran virus Covid-19 yang mulai terkendali hingga kebijakan reformasi ekonomi disebut menjadi faktor utamanya.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan, aliran modal asing yang masuk atau capital inflow ke Indonesia akan kembali normal pada kuartal terakhir. Penyebaran virus Covid-19 yang mulai terkendali hingga kebijakan reformasi ekonomi disebut menjadi faktor utamanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan, aliran modal asing yang masuk atau capital inflow ke Indonesia akan kembali normal pada kuartal terakhir. Penyebaran virus Covid-19 yang mulai terkendali hingga kebijakan reformasi ekonomi disebut menjadi faktor utamanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, stabilitas sistem keuangan Indonesia terbilang terjaga di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi di sektor riil juga sudah mulai berjalan, diiringi dengan Covid-19 yang mulai terkendali.

Baca Juga

Bahkan, Sri menambahkan, beberapa indikator secara internasional mulai menunjukkan perbaikan, seperti jumlah positivity rate hingga recovery rate. Situasi ini yang menimbulkan kepercayaan diri cukup besar terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Sehingga, kita bisa berharap terjadinya normalisasi dari capital inflow ke emerging market yang diperkirakan terjadi di kuartal keempat atau awal tahun depan," tutur Sri dalam konferensi pers KSSK secara virtual, Selasa (27/10).

 

Optimisme itu disampaikan Sri di tengah data Bank Indonesia (BI) yang menyatakan, aliran modal asing di Indonesia tercatat keluar atau capital outflow mencapai Rp 160,56 triliun. Jumlah tersebut merupakan transaksi dari 1 Januari sampai 22 Oktober 2020.

Reformasi yang dilakukan pemerintah di tengah pandemi Covid-19 juga menjadi faktor pendorong capital inflow ke Indonesia. Mulai dari di sektor pendidikan, kesehatan, jaminan sosial hingga ekonomi  dan ketenagakerjaan yang tertuang dalam Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.

Sri menyebutkan, berbagai kebijakan itu yang membuat Indonesia memiliki image lebih positif di mata investor dibandingkan negara lain. "Bahwa, Indonesia tetap fokus menjaga dan membangun fondasi ekonomi kita," ucap mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Nada optimisme juga disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Ia menyebutkan, potensi Indonesia mendapatkan aliran modal asing sangat besar mengingat indikator ekonomi makro yang cukup baik.

Salah satu indikator yang disebutkan Perry adalah inflasi yang diramalkan berada di bawah level dua persen. Selain itu, defisit transaksi berjalan juga terjaga di kisaran 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kami meyakini aliran portofolio asing ke Indonesia juga akan lebih besar, baik untuk pendanaan APBN, pasar modal, dan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kita," ucap Perry, dalam kesempatan yang sama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement