Selasa 27 Oct 2020 19:42 WIB

Malnutrisi Anak Capai rekor Tertinggi di Yaman

Pandemi Covid-19 ikut memperparah kondisi di Yaman.

Salah satu sudut kota di Yaman yang hancur akibat perang.
Foto: Reuters
Salah satu sudut kota di Yaman yang hancur akibat perang.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sejumlah wilayah di Yaman mencatat tingkat malnutrisi akut tertinggi pada anak-anak. Situasi ini kian meningkatkan peringatan bahwa negara itu mendekati krisis keamanan pangan yang mengerikan.  Demikian isi laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut laporan, faktor pendorong semakin memburuknya malnutrisi di Yaman pada 2020 adalah pandemi virus Corona, penurunan ekonomi, banjir, konflik yang meningkat, dan kekurangan dana yang signifikan dari respons bantuan tahun ini.

Baca Juga

Situasi kelaparan yang suram di negara itu dipicu perang yang sudah berlangsung hampir enam tahun. "Kami telah memperingatkan sejak Juli bahwa Yaman berada di ambang krisis keamanan pangan yang dahsyat. Jika perang tidak berakhir sekarang, kita mendekati situasi yang tidak dapat diubah dan berisiko kehilangan seluruh generasi anak-anak Yaman," kata Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman Lise Grande.

Menurut analisis malnutrisi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) PBB di Yaman selatan, kasus malnutrisi akut pada anak balita telah meningkat sekitar 10 persen pada 2020, menjadi lebih dari setengah juta kasus. Kasus anak dengan gizi buruk akut meningkat 15,5 persen, dan sedikitnya seperempat juta ibu hamil atau menyusui juga membutuhkan penanganan gizi buruk.

Sekitar 1,4 juta anak di bawah usia 5 tahun tinggal di Yaman selatan, yang berada di bawah kendali pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.

Data IPC terkai tYaman utara, tempat sebagian besar warga Yaman tinggal dan dikendalikan oleh otoritas Houthi yang berpihak kepada Iran, belum tersedia.

Kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi di Yaman. PBB mengatakan negara itu mengalami krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80 persen populasinya bergantung pada bantuan kemanusiaan.

PBB mengatakan bahwa pada pertengahan Oktober pihaknya hanya menerima 1,43 miliar dolar AS (sekitar Rp20,9 triliun) dari 3,2 miliar dolar AS (sekitar Rp46,8 triliun) yang dibutuhkan untuk seluruh tanggapan kemanusiaan Yaman tahun 2020. Program sudah mulai ditutup dan diperkecil.

Organisasi tersebut mengatakan bahwa dibutuhkan 50 juta dolar AS (sekitar Rp731,5 miliar) segera untuk meningkatkan program nutrisi.

Sebuah koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintah Yaman yang digulingkan dari kekuasaan di Ibu Kota Sanaa oleh gerakan Houthi pada akhir 2014. Houthi mengatakan mereka memerangi korupsi.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement