Senin 26 Oct 2020 23:16 WIB

Iklan Rumah di India Larang Muslim dan Peliharaan Disorot

Iklan rumah di India melarang Muslim dan peliharaan dalam syarat sewa.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Iklan rumah di India melarang Muslim dan peliharaan dalam syarat sewa. Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Iklan rumah di India melarang Muslim dan peliharaan dalam syarat sewa. Bendera India (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Presiden Pakistan Arif Alvi mengatakan masyarakat di India mengalami kemunduran karena iklan promo hunian yang tidak manusiawi, Ahad (25/10).   

Iklan ini seperti mendukung ideologi jahat dari Partai Hindutva dan Bharatiya Janata.  Alvi mengomentari tweet jurnalis India Rana Ayyub yang membagikan iklan apartemen hunian yang tersedia untuk disewa di wilayah Mumbai yang mewah dengan penolakan yang jelas untuk Muslim dan hewan peliharaan. 

Baca Juga

Presiden mengatakan, bahkan di abad ke-21, negara bagian India mendukung kefanatikan seperti itu. 

“Muslim dan hewan peliharaan tidak diizinkan. Ini adalah salah satu alamat paling mewah di Mumbai, Bandra. Ini adalah India abad ke-20. Ingatkan saya bahwa kita bukan bangsa komunal, katakan padaku ini bukan apartheid,” komentar jurnalis yang bekerja untuk The Washington Post, The New York Times, dan media internasional lainnya.  

Ayyub mengatakan, dia tengah mencari rumah di Bandra tiga bulan terakhir. Setelah membaca 'Syaikh' sebagai nama keluarganya, dia mendapat telepon dari broker atas nama pemiliknya dengan alasan yang paling menjengkelkan. 

Ayyub didukung jurnalis lain Vaishna Roy dari The Hindu yang mengatakan bahwa saat mencari rumah di Chennai, pertanyaan paling umum yang dia tanyakan adalah apakah dia seorang Muslim.  

“Jika saya seorang Muslim, persentase rumah yang baik tidak akan tersedia untuk saya. Kata calo, maaf ibu, kami tidak mau tanya tapi pemilik menyuruh kami, ”ujarnya. 

 

Sumber:  https://www.thenews.com.pk/print/734930-muslims-and-pets-not-allowed-alvi-lashes-out-at-retrograde-indian-society

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement