Senin 26 Oct 2020 16:10 WIB

Mendulang Dolar dari Akar Pohon Jati

Produk seni instalasi yang awalnya spesialisasi bentuk kuda pun terus berkembang.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
   Aktivitas kerja di Gallery Duta Crafftindo, di lingkungan Dusun Cemanggah Kidul, RT 04/RW 04 Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Bowo Pribadi.
Aktivitas kerja di Gallery Duta Crafftindo, di lingkungan Dusun Cemanggah Kidul, RT 04/RW 04 Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Di salah satu sudut taman kompleks Irish Stud and Gardens, Tully Kildare County, Kildare, Irlandia, masih berdiri karya seni instalasi artistik berupa dua ekor kuda, dari akar pohon jati (Tectona grandis). Karya seni tiga dimensi yang sejak 2012 telah menghuni kompleks taman penangkaran kuda yang dikelola oleh Pemerintah Irlandia itu, masih tetap kokoh kendati berada di ruang terbuka.

Bahkan masih menjadi salah satu ikon Irish Stud and Gardens. Namun siapa sangka, seni instalasi unik itu di buat jauh dari negara yang berada di bagian barat laut benua Eropa tersebut. Tepatnya oleh bengkel kerja Gallery Duta Crafftindo, di lingkungan Dusun Cemanggah Kidul, RT 04/RW 04 Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Galeri itu merupakan salah satu dari ratusan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang kini menjadi mitra binaan Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV. Pemilik galeri, Abdul Gofur, mengaku karya seni instalasi yang dihasilkannya tak hanya menghuni taman nasional yang cukup populer di Irlandia tersebut.

Namun juga sudah menjadi koleksi di Museum Sultan Abu Bakar, Malaysia. “Selain itu juga sudah dibeli para kolektor maupun para penggemar seni instalasi di berbagai negara Uni Eropa maupun Amerika Serikat,” jelasnya, saat ditemui Republika.co.id, di sela kesibukannya.

Ia mengungkapkan, usaha tersebut dirintis sejak 2007 silam dengan kekhususan produk paint art. Transformasi menjadi seni instalasi bermula pada 2010, saat ada pembeli yang minta dibuatkan karya seni mozaik dari akar pohon.

Dari seni mozaik lalu berkembang menjadi karya seni instalasi dari akar pohon jati, hingga sekarang. Kebetulan di bengkel kerja itu bahan baku juga kian menumpuk, hingga ia harus memutar otak untuk bisa mengurangi bahan baku yang sudah menggunung tersebut.

Selam itu pula, Gofur juga melakukan riset bahan baku, hingga akhirnya menemukan akar pohon jati sebagai material yang paling tepat. Alasannya, akar pohon jati memiliki karakter serat yang bagus serta tekstur kayu alamiah yang paling mirip untuk mewakili otot hewan.

Seiring berjalannya waktu, produk seni instalasi yang awalnya memiliki spesialisasi bentuk kuda pun terus berkembang. Kini berbagai macam bentuk dan karakter satwa yang lain sudah bisa dibuatnya. “Sehingga, dari akar yang nyaris tak terpakai bisa menghasilkan karya seni bernilai dolar,” tambahnya.

Lulusan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Semarang (Unnes) Jurusan Bahasa Inggris ini juga mengakui, program kemitraan Pertamina memberikan nilai tambah bagi usaha yang digelutinya.

Melalui kemudahan dalam mengakses pinjaman lunak, ia pun kian leluasa untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian usaha dalam menciptakan lapangan kerja.

Jika awalnya produksi harus dikerjakan sendiri bersama asisten khusus, sekarang sudah mampu merekrut 15 orang tenaga kerja. “Komposisinya, 60 persen warga di sekitar galeri dan 40 persen warga luar Desa Branjang,” tambah Gofur.

Terpisah, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR IV, Anna Yudhiastuti mengatakan, program kemitraan Pertamina memang digulirkan untuk membantu UMKM. Selain itu juga untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui skema kemandirian pengembangan UMKM binaan, yang berada di wilayah kerja Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pinjaman permodalan yang bisa diperoleh calon mitra binaan maksimal mencapai Rp 200 juta dengan jangka waktu tiga tahun. “Program ini mengenakan jasa administrasi sebesar tiga persen per tahun dan menurun mengikuti sisa pinjaman,” jelasnya.

Di tengah situasi sulit akibat pandemi, lanjutnya, perusahaan akan terus memperluas cakupan program kemitraan, sesuai amanah Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-02/MBU/04/2020 tanggal 2 April 2020 tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).

Sehingga manfaat program tersebut tidak hanya bisa dirasakan oleh 253 UMKM (periode Januari-September 2020) yang telah menjadi mitra binaan di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Namun juga pelaku UMKM lain yang berminat menjadi mitraan binaan.

Adapun total dana kemitraan yang telah disalurkan periode Januari hingga September 2020 total sebesar Rp 19 miliar, juga masih dimungkinkan untuk bertambah hingga akhir tahun nanti. “Bagi pelaku UMKM yang berminat dengan program kemitraan Pertamina dapat menghubungi Pertamina Call Center 135 atau melalui website: www.pertamina.com/id/program-kemitraan,” kata Anna.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement