Senin 26 Oct 2020 14:23 WIB

BPPTKG: Erupsi Merapi tak akan Sebesar 2010

Erupsi Merapi ke depan diperkirakan cenderung mengikuti perilaku erupsi 2006.

Gunung Merapi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan erupsi yang diperkirakan akan terjadi di Gunung Merapi ke depan tidak akan sebesar erupsi pada 2010.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Gunung Merapi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan erupsi yang diperkirakan akan terjadi di Gunung Merapi ke depan tidak akan sebesar erupsi pada 2010.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan erupsi yang diperkirakan akan terjadi di Gunung Merapi ke depan tidak akan sebesar erupsi pada 2010. "Berdasarkan data pemantauan, diperkirakan erupsi berikutnya tidak akan sebesar erupsi tahun 2010 dan cenderung akan mengikuti perilaku erupsi 2006," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam acara pembukaan rangkaian peringatan Dasawarsa Merapi secara daring yang dipantau di Yogyakarta, Senin (26/10).

Hanik menyebutkan berdasarkan data pemantauan yang terus dilakukan BPPTKG pascaletusan pada 21 Juni 2020, menunjukkan bahwa waktu erupsi Gunung Merapi berikutnya sudah semakin dekat. Menurut dia, aktivitas vulkanik Merapi saat ini semakin intensif dengan berbagai kejadian gempa. 

Baca Juga

Rata-rata enam kali per hari untuk gempa vulkanik dangkal (VTB) dan gempa multipase (MP) sebanyak 83 kali per hari serta deformasi mencapai 2 cm per hari. Selain itu, pemendekan jarak tunjam juga terukur dengan alat pemantau aktivitas gunung api atau "electronic distance measurement (EDM)" dari pos pemantauan yang ada di sekeliling Merapi.

"Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat," kata Hanik.

Hanik mengatakan aktivitas Gunung Merapi saat ini sangat berbeda dengan erupsi pada 2010 dan 2006. Erupsi Gunung Merapi saat ini merupakan rangkaian erupsi yang panjang yang dimulai sejak Mei 2018.

"Jadi sudah dua tahun lebih di mana erupsinya didominasi dengan gas yang sifatnya eksplosif tetapi dengan indeks eksplosivitas terendah yaitu satu, atau kalau dibanding dengan erupsi 2010 ini adalah seperseribu, dan seperseratus dibandingkan dengan indeks eksplosivitas erupsi 2006," kata dia.

Hanik berharap dengan status Gunung Merapi yang sampai saat ini masih waspada, masyarakat harus siap menghadapi berbagai kemungkinan bencana akibat erupsi gunung yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY ini. "Erupsi Merapi adalah sebuah keniscayaan yang masyarakat sudah beradaptasi dengannya. Hidup Harmoni dengan Merapi adalah slogan tidak sekadar slogan, namun sudah menjadi bagian dari pola hidup masyarakat Gunung Merapi," kata Hanik Humaida.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement