Senin 26 Oct 2020 13:12 WIB

Baru 13 Persen Pelaku UMKM yang Go Online

Penetrasi pasar internet di Indonesia juga semakin tumbuh setiap tahunnya.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Joko Widodo
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru sebagian kecil pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang telah memanfaatkan platform digital. Mengutip data pemerintah, dari total 64 juta pelaku UMKM di Indonesia, baru 8 juta atau 13 persen pelaku UMKM yang sudah mengintegrasikan produknya dengan teknologi digital.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pelaku UMKM harus semakin banyak didorong untuk terhubung dengan pasar digital. Alasannya, penetrasi pasar internet di Indonesia juga semakin tumbuh setiap tahunnya. Pasar dalam negeri didukung modal angka populasi penduduk yang besar, 270 juta jiwa.

Baca Juga

"Saya yakin UMKM kita akan bisa cepat naik kelas dengan menjadikan UMKM milik kaum milenial sebagai motor penggerak. Yang muda punya kemampuan karena sudah sangat akrab melek teknologi, dengan demikian prosesnya pasti lebih mudah dan lebih cepat," ujar Jokowi dalam acara Kumparan UMKM Festival, Senin (26/10).

Menurut presiden, peluang besar digitalisasi UMKM harus lebih banyak diisi oleh pengusaha milenial. Apalagi, pasar digital mengelami lonjakan peminat selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Pandemi, ujar Jokowi, memaksa banyak masyarakat beralih ke transaksi digital.

"Pandemi memaksa kita mengubah cara bekerja, cara belajar, cara berkonsumsi, cara bertransaksi dari sebelumnya lebih banyak offline ke online," kata Jokowi.

Kendati ekonomi digital terus berkembang, Jokowi mewanti-wanti agar Indonesia tidak sekadar menjadi pasar bagi produk-produk asing. Iklim pasar digital di dalam negeri, ujar presiden, harus mendukung produk lokal.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan pentingnya peranan UMKM dalam menyerap tenaga kerja. Dalam satu dekade ke depan, Indonesia mengalami bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yang melonjak. Diprediksi, komposisi penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 183 juta jiwa atau 68 persen dari jumlah penduduk Indonesia, pada 2030 mendatang.

Belum lagi, setiap tahun ada 2,9 juta penduduk usia kerja baru yang butuh pekerjaan. Tingginya jumlah penduduk usia kerja setiap tahunnya membuat pemerintah memutar otak agar lapangan kerja mencukupi.

Namun selain pekerjaan formal, sektor informal seperti UMKM juga ikut mendukung kebutuhan lapangan kerja. Jokowi menyampaikan, di saat seperti ini justru dibutuhkan lebih banyak job creator atau wirausahawan yang mampu memperkerjakan banyak orang.

"Saya bayangkan, jika satu usaha milik kaum milenial mempekerjakan 5 orang saja, sudah ada berapa ribu orang yang bekerja. Mendapatkan manfaat langsung dari transformasi usaha yang dilakukan anak-anak muda," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement