Senin 26 Oct 2020 10:20 WIB

Peneliti Pakistan Minta PBB Fokus Selesaikan Masalah Kashmir

PBB diminta fokus selesaikan masalah Kashmir.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Peneliti Pakistan Minta PBB Fokus Selesaikan Masalah Kashmir. Foto: Pendukung nelayan partai berkuasa Pakistan Tehrik-e-Insaf memegang bendera nasional dan Kashmir untuk menunjukkan solidaritas dengan warga Kashmir yang tinggal di India, mengelola Kashmir di depan Yaum-e-Istehsaal (Hari Eksploitasi) di Karachi, Pakistan, 4 Agustus 2020
Foto: EPA-EFE/REHAN KHAN
Peneliti Pakistan Minta PBB Fokus Selesaikan Masalah Kashmir. Foto: Pendukung nelayan partai berkuasa Pakistan Tehrik-e-Insaf memegang bendera nasional dan Kashmir untuk menunjukkan solidaritas dengan warga Kashmir yang tinggal di India, mengelola Kashmir di depan Yaum-e-Istehsaal (Hari Eksploitasi) di Karachi, Pakistan, 4 Agustus 2020

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Presiden lembaga pemikir internasional, Institute for Peace and Development (INSPAD), Dr Sardar Muhammad Tahir Tabassum meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memainkan peranan yang penting dalam kesejahteraan umat manusia. Selain itu juga untuk perdamaian dan keamanan.

Hal itu disampaikan Sardar Tahir Tabassum pada kesempatan peringatan 75 tahun PBB sebagaimana dilansir di The News, Senin (26/10). "Diharapkan akan fokus pada reformasi lebih lanjut (atas masalah di beberapa wilayah)," kata dia yang menambahkan seperti Kashmir dan Palestina.

Baca Juga

Menurut Tabassum, upaya terakhir perlu segera dilakukan untuk menyelesaikan perselisihan yang kompleks yang telah berlangsung lama di beberapa negara. Misalnya di Kashmir, Palestina, Suriah, Yaman dan Afghanistan.

Tabassum mengatakan, dalam 75 tahun ini PBB telah menyelesaikan banyak masalah yang kompleks dan mencoba menyelesaikan banyak konflik. Namun masalah lama Kashmir dan Palestina masih menjadi persoalan yang ditunggu solusinya setelah pembentukan PBB.

 

"Sementara Asia Selatan dan Timur Tengah berada dalam bahaya karena konflik sensitif ini. Perang Dunia III bisa pecah kapan saja yang akan diperangi dengan teknologi nuklir," kata dia.

Tabassum menuturkan, cara untuk menyelamatkan dunia dari bencana ini adalah dengan membujuk India dan Israel untuk menerima kenyataan di lapangan dan mengakhiri sikap keras kepala mereka. Jika itu tidak dilakukan, kredibilitas badan PBB dapat terancam.

Dia melanjutkan, pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan merupakan tanggung jawab penting lembaga itu sendiri dan kekuatan dunia. Konflik antar agama yang semakin meningkat sangat dibutuhkan. Kode etik agama dan keyakinan harus dilaksanakan.

"Bersekongkol melawan Islam dan Muslim akan meningkatkan ketegangan agama. Promosi terorisme dan kebencian agama akan menjadi racun bagi perdamaian dunia dan akan merusak perdamaian dan pembangunan dunia," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement