Ahad 25 Oct 2020 12:33 WIB

Industri Sawit Topang Devisa Negara

Nilai ekspor produk kelapa sawit mencapai 15,57 miliar dolar AS.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan di tempat penampungan Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (14/10). Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat hingga tahun ini industri kelapa sawit masih menjadi penopang devisa negara.
Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA
Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan di tempat penampungan Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (14/10). Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat hingga tahun ini industri kelapa sawit masih menjadi penopang devisa negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat hingga tahun ini industri kelapa sawit masih menjadi penopang devisa negara. Meski dalam kondisi pandemi, industri sawit tetap berkontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar bagi negara.

Direktur Utama (Dirut) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman menjelaskan meski dalam kondisi pandemi industri sawit tetap membukukan catatan positif. Ia mengatakan industri sawit masih bertahan kuat dan menjadi komponen utama perekonomian.

Baca Juga

"Produk kelapa sawit dan turunannya telah diekspor ke seluruh penjuru dunia dan merupakan komoditas penghasil devisa ekspor terbesar bagi Indonesia," ujar Eddy, Ahad (25/10).

BPS mencatat, nilai ekspor produk kelapa sawit mencapai 15,57 miliar dolar AS atau sekitar Rp 220 triliun. Eddy mengatakan nilai ini bahkan diatas nilai ekspor migas dan nonmigas.

"Di masa pandemi Covid-19, sektor sawit juga terbukti mampu bertahan dan tetap menyumbangkan devisa ekspor sekitar 13 miliar dolar AS sampai dengan Agustus 2020, ditengah lesunya sektor-sektor penghasil devisa lainnya seperti migas, batubara, dan pariwisata," ujar Eddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement