Ahad 25 Oct 2020 05:37 WIB

Militer Penjaga Perdamaian yang Dibentuk Rasulullah

Pasukan Sa'ad Abi Waqqash ini menjunjung tinggi adab dalam bertugas.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Militer Penjaga Perdamaian yang Dibentuk Rasulullah
Foto: MgIt03
Militer Penjaga Perdamaian yang Dibentuk Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kesatuan militer Islam pada masa Rasulullah yang dibentuk, tapi tidak untuk terlibat dalam pertempuran dan menyerang musuh. Pasukan ini ditugaskan hanya untuk menjaga keamanan suatu wilayah yang menjadi teritorial kekuasaan kaum Muslim.

Menariknya, pasukan ini menggunakan pendekatan halus dalam bertugas terlebih bila mendapati masalah di kawasan yang dijaganya. Singkatnya, pasukan ini bertugas menjaga ketentraman dan kedamaian di sebuah wilayah. 

Baca Juga

Inilah pasukan kedua yang dibentuk Rasulullah setelah kaum Muslim terlebih dulu memiliki pasukan perang khusus yang dipimpin sahabat Hamzah. Pasukan militer kedua ini dipimpin oleh Sa'ad Abi Waqqash. 

Dalam buku Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia karya Muhammad Fethullah Gulen dijelaskan tidak ada satu pun musuh yang diserang pasukan Sa'ad Abi Waqqash ini. Tugasnya hanya untuk menjaga kawasan tertentu. 

Lalu mengapa pasukan ini dibentuk tidak untuk berperang? Sebab salah satu tujuannya mencontohkan pada musuh bahwa sejatinya kekuatan yang dimiliki tidak melulu untuk tujuan perang, namun lebih dari itu untuk menjaga keadilan dan kedamaian dengan pendekatan yang lebih lembut. 

"Pasukan ini dibentuk hanya untuk menjaga suatu kawasan tertentu. Tujuannya adalah agar kaum Quraisy yang selalu menganggap kekuatan sebagai 'agama' dapat mengerti kekuatan memang dapat digunakan untuk hal tertentu, tapi tidak dapat digunakan untuk segala hal. Selain itu, pasukan kedua ini juga dibentuk untuk mengimbangi kekuatan militer kaum musyrik dengan kekuatan sepadan yang selalu membela kebenaran. Sebuah kekuatan yang tidak pernah menindas, menganiaya, dan menyakiti pihak lain. Justru, sebuah kekuatan yang selalu menjaga keadilan dan kasih sayang," kata Fethullah Gulen.

Pasukan Sa'ad Abi Waqqash ini menjunjung tinggi adab dalam bertugas dan menghormati hak-hak orang jelata. Bahkan ketika ada seorang Muslim yang bermaksud memerah susu dari domba milik seorang suku Badui, pasukan Sa'ad Abi Waqqash ini justru yang datang langsung ke pemilik domba untuk meminta izin bagi orang Muslim itu agar bisa memerah susu dari domba milik orang Badui itu.

"Sikap yang ditunjukkan pasukan Muslim itu langsung membuat orang-orang Badui merasa heran sekaligus takjub. Para penghuni pelosok sahara itu sama sekali tidak pernah menemukan prajurit tempur yang bersikap begitu sopan di depan rakyat jelata, sampai-sampai di antara mereka ada yang mengira para prajurit Muslim itu adalah para malaikat yang diturunkan dari langit," kata Fethullah Gulen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement