Jumat 23 Oct 2020 17:35 WIB

Santri Milenial Centre Luncurkan 5 Program Ekonomi Pesantren

Program ekonomi pesantren diluncurkan bersamaan Hari Santri Nasional.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Dewan Pembina Santri Milenial Centre (SiMac), Syauqi Maruf Amin, dalam peluncuran 5 program santripreneur dan pemberdayaan ekonomi pesantren.
Foto: Dok Istimewa
Dewan Pembina Santri Milenial Centre (SiMac), Syauqi Maruf Amin, dalam peluncuran 5 program santripreneur dan pemberdayaan ekonomi pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Santri Milenial Centre (SiMac) meluncurkan lima program gerakan baru bersamaan dengan momentum Hari Santri (HSN), Kamis 22 Oktober 2020.   

Lima program SiMac yang diluncurkan tersebut yaitu  Sibistren (Sentra Inkubasi bisnis pesantren), Gus Iwan (Santri Bagus Pinter Ngaji Usahawan, Astana (Aksi Santri Tanggap bencana) dengan programnya (Warung Sigap Bencana/Warsina) dan lembaga Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) dengan program unggulannya Badan Usaha Milik Pesantren/BUMTren, dan Aplikasi KESAN. Peresmian dilakukan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.  

Baca Juga

Dewan Pembina Santri Milenial Centre (SiMac), Syauqi Maruf Amin, momentum HSN tahun ini yang bersamaan dengan pandemi virus corona baru (Covid-19), santri bersama negara harus menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi yang benar-benar mandiri.  

Sosok yang akrab disapa Gus Oqi ini  mengatakan, pemerintah, swasta dan masyarakat harus bergandeng tangan memperkokoh solidaritas berbangsa, terus membangun kreatifitas dalam berbagai bidang, memperkuat sektor ekonomi riil, membangun ketahanan pangan serta pengembangan usaha mikro kecil dan menengah. 

“Di sinilah peran santri kembali menjadi sangat sangat vital. Yakinlah selama santri sehat Indonesia pasti kuat, selama santri kuat Indonesia akan terus bermartabat," kata putra Wapres ini.  

Lebih lanjut, Gus Oqi menyatakan bahwa jumlah potensi santri yang banyak menjadi potensi luar biasa bagi kebangkitan ekonomi bangsa. Dengan demikian, para santri perlu mendapat perhatian serius oleh semua kalangan.  

"Salah satu ikhtiyarnya adalah membangun dan mengembangkan kemandirian ekonomi bagi para santri, terutama saat menghadapai pandemi Corona seperti saat ini," ujar dia.     

Ketua panitia Seminar Internasional, Nur Rohman, menyatakan acara yang digelar Kamis kemarin (22/10) ini mengambil tema besar ‘Bakti Santri untuk Negeri’.  

Menurut pria yang juga Presiden SiMaC dan Rois Syuriah PCINU Hongkong ini, tema ini sengaja dipilih pada tahun ini untuk penegasan komitmen santri untuk memberi kontribusi nyata bagi kemaslahatan umat dan negara. Khususnya di bidang kebangkitan ekonomi bangsa. 

"Ini penegasan SiMaC dan santri di belahan pelosok manapun untuk bekerja keras mengisi kemerdekaan Indonesia dengan gerakan ekonomi umat nyata, dan menuntaskan masalah kemiskinan," ujar Gus Rohman.   

Acara seminar di  di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara dan yang diikuti virtual oleh santri dari berbagai belahan dunia juga dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif, Wishnutama, Dirut Telkomsel Setyanto Hantoro dan Rois Syuriah PCINU Australia Gus Nadirsyah Hosen.

Inovatif

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan para santri tetap produktif, kreatif,dan inovatif, meski situasi pandemi Covid-19. 

Ma'ruf mengingatkan, pandemi Covid-19 tidak boleh menyurutkan aktivitas para santri. "Situasi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para santri untuk terus produktif, kreatif, inovatif, dan bersinergi dalam memberikan manfaat bagi sesama," ujar dia. 

Dia mendorong santri dan pesantren ikut berkontribusi aktif menekan angka kemiskinan di masyarakat dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Apalagi, Pemerintah telah menempatkan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas utama. 

Selain itu, dia juga mendorong santri membantu pemberdayaan ekonomi. Menurutnya, jumlah santri saat ini sebanyak 18,49 juta santri dari 28.194 pondok pesantren di seluruh Indonesia, mempunyai potensi dalam pengembangan ekonomi umat.  

"Hal ini sejalan dengan harapan saya agar pesantren tidak hanya sebagai pusat pencetak ulama, tetapi juga harus mampu menjadi pusat pemberdayaan ekonomi," katanya seraya mengapresiasi diluncurkannya program hasil kolaborasi dan inovasi dari lembaga pesantren.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement