Jumat 23 Oct 2020 10:14 WIB

Jokowi Minta Optimalisasi Batu Bara Dalam Negeri Dipercepat

Presiden ingatkan Indonesia segera bergeser dari negara pengekspor bahan mentah.

Rep: Antara/Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta peta jalan (road map) optimalisasi batu bara dalam negeri dipercepat. Tujuannya agar Indonesia segera bergeser dari negara pengekspor barang mentah batu bara menjadi pengolah bahan mentah sebagai barang jadi atau setengah jadi.

"Saya minta road map optimalisasi batu bara dalam negeri betul-betul dipercepat dengan penerapan teknologi yang ramah lingkungan," ujar Jokowi dalam rapat terbatas Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batu Bara melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/10).

Jokowi mengingatkan agar Indonesia dapat segera bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau barang setengah jadi.

“Untuk itu kita harus bergerak untuk pengembangan industri turunan dari batubara. Mulai dari industri peningkatan mutu, upgrading, kemudian pembuatan briket batubara. Kemudian pembuatan kokas, kemudian pencairan batubara, kemudian gasifikasi batubara, sampai dengan campuran batubara cair,” jelas Jokowi saat rapat terbatas, Jumat (23/10).

Jokowi yakin, dengan mengembangkan industri turunan, Indonesia mampu meningkatkan nilai tambahberkali-kali lipat serta dapat mengurangi impor bahan baku yang dibutuhkan sejumlah industri dalam negeri, seperti industri baja dan industri petrokimia.

“Dan yang tidak kalah pentingnya tentu kita bisa membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya,” kata Jokowi menambahkan.

Jokowi meminta jajarannya menentukan strategi dan produk hilir yang ingin dikembangkan sehingga jelas arah mana yang akan dituju. "Berapa banyak yang akan diubah menjadi gas, berapa banyak yang akan diubah menjadi petrokimia dan kawasan yang dikembangkan menjadi hilirisasi industri batu bara di mana saja," ujar mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Lebih lanjut, Jokowi menekankan, sejumlah prioritas yang dapat dikerjakan, seperti program gasifikasi batubara dan yang diperlukan industri petrokimia, serta dimetil eter (DME) yang penting bagi substitusi LPG. "Di mana kita tahu elpiji kita masih impor sehingga bisa mengurangi impor LPG kita,” tambah Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement