Jumat 23 Oct 2020 08:07 WIB

Kroasia, Slovenia, Bosnia Laporkan Lonjakan Kasus Covid-19

Mulai Sabtu Sloveni larang seluruh kegiatan non-esensial untuk tekan kasus Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Seorang anggota staf medis mengukur suhu tubuh wanita saat orang-orang menjalani tes virus corona, di sebuah rumah sakit di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, 10 September 2020. Negara-negara di seluruh dunia sedang mengambil langkah-langkah yang ditingkatkan untuk membendung penyebaran virus corona SARS-CoV-2 yang mana menyebabkan penyakit Covid-19.
Foto: EPA-EFE/FEHIM DEMIR
Seorang anggota staf medis mengukur suhu tubuh wanita saat orang-orang menjalani tes virus corona, di sebuah rumah sakit di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, 10 September 2020. Negara-negara di seluruh dunia sedang mengambil langkah-langkah yang ditingkatkan untuk membendung penyebaran virus corona SARS-CoV-2 yang mana menyebabkan penyakit Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB - Kroasia melaporkan lonjakan tertinggi kasus harian Covid-19 pada Kamis yakni 1.563 kasus. Hampir separuhnya tercatat di Ibu Kota Zagreb, tempat terjadinya peningkatan kasus dua kali lipat.

Zagreb mengonfirmasi 705 kasus tambahan pada Kamis dibanding dengan 337 kasus sehari sebelumnya.

Baca Juga

Sejauh ini Kroasia, negara dengan sekitar empat juta penduduk, melaporkan 29.850 kasus dan 406 kematian dengan 7.380 kasus aktif saat ini.

Sementara negara tetangga Slovenia, dengan dua juta penduduk, juga melaporkan rekor kasus harian Covid-19 pada Kamis, dengan 1.663 kasus.

Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa mengatakan mulai Sabtu seluruh aktivitas non-esensial di negara tersebut akan dihentikan selama sepekan guna menekan penyebaran Covid-19. Aturan itu mencakup hotel dan usaha lainnya yang menyediakan makanan dan minuman serta akomodasi, pusat perbelanjaan, dan taman kanak-kanak.

Kios makanan dan toko material bangunan serta hewan peliharaan dikecualikan dari aturan tersebut.

Negara tetangga Bosnia mencatat rekor 999 kasus baru pada hari yang sama, sehingga total kasus di negara berpenduduk sekitar 3,3 juta itu menjadi 37.314 kasus dengan 1.051 kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement