Kamis 22 Oct 2020 20:18 WIB

Pansus DPRD DKI Pelajari Cara Risma Atasi Banjir di Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun memberikan lima tips mengatasi banjir.

Rep: Febryan. A/ Red: Andri Saubani
Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta mengunjungi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari cara mengatasi banjir.
Foto: Foto: Zita Anjani, Ketua Pansus Banjir
Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta mengunjungi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari cara mengatasi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD DKI Jakarta mengunjungi Kota Surabaya, Jawa Timur, untuk mempelajari cara mengatasi banjir, pada Kamis (22/10). Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun memberikan lima tips.

Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan, Kota Surabaya dijadikan acuan karena memiliki kesamaan geografis dengan Jakarta. Posisinya sama-sama berada di dataran rendah dan di tepi laut.

Baca Juga

Selain itu, kata Zita, Surabaya dipilih karena keberhasilannya. Sekitar 10 tahun yang lalu, Kota Pahlawan itu mengalami banjir yang sangat parah. Setidaknya 52 persen daerahnya digenangi banjir.

"Kemudian di bawah kepemimpinan bu Risma, Surabaya berhasil menurunkan banjir sampai 2,3 persen. Itu adalah bukti narasi yang dikerjakan," kata Zita dalam siaran persnya, Kamis.

Oleh karenanya, lanjut dia, Pansus Banjir menanyakan tips agar DKI bebas banjir kepada Tri Rismaharini. Tips itu akan dijadikan masukan dalam menyusun rekomendasi.

Risma, kata Zita, memberikan lima pesan untuk mengatasi banjir di Ibu Kota. Pertama, Pedestrian atau jalan. Ketika membuat jalan, pastikan saluran dibawah jalan yang lebih utama. Agar sistem drainasenya berjalan baik.

"DKI belum sinkron untuk itu, masih utamakan membangun jalan, salurannya tidak diperhatikan," kata Zita.

Kedua, perhatikan kapasitas catchment. Sesuaikan dengan saluran yang menampung agar airnya bisa disimpan, dan kemudian dialirkan secara alami.

Ketiga, air adalah anugerah dari Tuhan, baik itu datangnya dari laut, lokal, ataupun kiriman. Sehingga, pasti akan sulit untuk mengelolanya.

"Makanya kita jangan hanya berdalih, kerja keras lebih baik," kata dia.

Keempat, kolaborasi antardinas dan kesadaran warga. Ketika musim hujan, seluruh dinas harus dikerahkan, tidak hanya satu atau dua dinas saja. Begitu juga dengan warga, kampanye bahaya banjir dan sebabnya sudah dilakukan lebih awal. Sehingga, timbul kesadarannya untuk ikut serta menjaga kelestarian.

Kelima, sebelum air masuk kota, kurangi debitnya terlebih dahulu. Pastikan aliran sungai memadai. DKI harus tahu cara memecah sungai dan memberi jalan untuk air sehingga debit air tidak melebihi.

Menurut Zita, inti dari upaya penanganan banjir adalah keseriusan. "Jika banyak dana dan rencana tanpa eksekusi, maka DKI akan tetap sama ceritanya setiap awal tahun: Banjir" kata politisi PAN itu.

Zita pun menyampaikan terima kasih kepada Risma. Zita juga berharap, semua upaya yang Pansus lakukan bisa membuahkan hasil untuk membuat Jakarta lebih baik.

"Kami dari DPRD akan memberikan rekomendasi. Mau digunakan atau tidak, yang jelas kami sudah bekerja dengan serius agar DKI bebas banjir," ujarnya.

Kota Surabaya adalah kota keempat yang dikunjungi Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta. Sebelumnya, mereka telah mengunjungi Kota Semarang, Tegal, dan Pekalongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement