Kamis 22 Oct 2020 18:02 WIB

Karya Difabel Binaan Dinsos Dipamerkan di Jatim Fair

Dinsos Jatim memberikan pembinaan kepada difabel untuk meningkatkan keterampilan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala Dinas Sosial Jatim, Alwi (kanan) meninjau stand kerajinan dari masyarakat berkebutuhan Khusus yang dipamerkan di acara Jatim Fair, di Grand City, Surabaya, Kamis (22/10).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Dinas Sosial Jatim, Alwi (kanan) meninjau stand kerajinan dari masyarakat berkebutuhan Khusus yang dipamerkan di acara Jatim Fair, di Grand City, Surabaya, Kamis (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kerajinan hasil karya masyarakat berkebutuhan khusus (difabel) binaan Dinas Sosial Jawa Timur, dipamerkan di acara Jatim Fair yang digelar di Grand City Surabaya mulai 22 hingga 25 Oktober 2020. Kerajinan yang dipamerkan mulai kain sulam, cangkir, dan barang-barang lainnya. 

Keahlian para difabel pun turut dipamerkan di acara tersebut. "Dinas Sosial lebih pada menampilkan produk dari anak-anak kami yang ada di berbagai UPT. Mereka orang-orang yang masuk dalam kategori berkebutuhan khusus tapi mereka punya keterampilan, kita berdayakan," kata Kepala Dinas Sosial Jatim, Alwi di Surabaya, Kamis (22/10).

Baca Juga

Alwi menegaskan, Dinsos Jatim terus memberikan pembinaan kepada difabel dalam upaya meningkatkan keterampilan. Sehingga mereka bisa memperoleh penghasilan dan tidak lagi dianggap beban. 

"Hasil keterampilan pemberdayaan yang kita berikan kepada mereka, kita tampilkan. Hanya bedanya tahun ini karena memang areanya sangat terbatas karena Covid-19, maka hanya sebagian yang kita tampilkan. Yang lain kita tampilkan secara online," ujar Alwi.

Alwi menegaskan, di tengah pandemi Covid-19 memang produk yang dihasilkan masyarakat berkebutuhan khusus tersebut menurun dibandingkan situasi normal. Karena memang Dinsos Jatim membatasi akses difabel dengan konsumen. Itu dimaksudkan untuk menghindarkan mereka dari penularan Covid-19.

"Jadi memang kami batasi di era pandemi ini agar mereka terlindung dan tidak terkena Covid-19, sehingga akses dengan orang luar kita batasi. Kecuali guru-guru dan pelatih yang setiap saat mengajar mereka," ujar Alwi.

Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono mengatakan, Jatim Fair merupakan salah satu rangkaian acara dalam peringatan HUT Pemprov Jatim yang ke-75. Setidaknya ada 124 stan yang disediakan dalam gelaran Jatim Fair, yang diperuntukan bagi 116 peserta. Namun demikian, sebagian besar pelaku UMKM memasarkan produknya secara daring.

"Kita melihat hari ini karena memang Covid-19, jadi yang offline hanya 20 persen, sementara yang online 80 persen. Maka tema besar yg diambil adalah Transformasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement