Kamis 22 Oct 2020 14:05 WIB

Dewan Rusia: Jika Tentara Turki ke Armenia, Konflik Meluas

Turki akan mengirimkan tentaranya jika ada permintaan langsung dari Azerbaijan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Pemandangan kebakaran di wilayah pabrik lokal menyusul penembakan baru-baru ini selama pertempuran di wilayah separatis Nagorno-Karabakh, di Terter, Azerbaijan, Senin, 19 Oktober 2020.
Foto: AP/Aziz Karimov
Pemandangan kebakaran di wilayah pabrik lokal menyusul penembakan baru-baru ini selama pertempuran di wilayah separatis Nagorno-Karabakh, di Terter, Azerbaijan, Senin, 19 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Anggota parlemen majelis tinggi Rusia Alexey Pushkov mengingatkan, jika Turki mengirim pasukan ke Nagorno-Karabakh atas permintaan Azerbaijan, maka konflik bakal meningkat.  Skenario damai pi akan dikesampingkan.

Pernyataan Pushkov disampaikan merespons pernyataan wakil Presiden Turki yang siap mengirimkan pasukan militer jika Baku memintanya. "Wakil Presiden Turki Oktay menegaskan kesiapannya untuk mengirim pasukan Turki ke Karabakh jika diminta oleh Baku. Militer Turki di Karabakh? Ini akan mengarah pada perluasan dan internasionalisasi konflik dan mengesampingkan skenario damai. Belum lagi kebangkitan kembali hantu masa lalu," ujar Pushkov dalam cicitan di Twitter resminya, dikutip laman Sputnik, Kamis (22/10).

Baca Juga

Pada Rabu (21/10), Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan negaranya akan mengirim pasukan ke Nagorno-Karabakh jika permintaan seperti itu diterima dari Azerbaijan.  

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Armenia telah merilis rincian dari pertemuan Menteri Luar Negeri Zohrab Mnatsakanyan dan Menlu Rusia Sergei Lavrov yang diadakan di Moskow. "Sebagai kelanjutan dari percakapan telepon Presiden Rusia Vladimir Putin dengan para pemimpin Armenia dan Azerbaijan dan upaya yang dilakukan oleh mediasi Rusia untuk menghentikan permusuhan di zona konflik Nagorno Karabakh, pertemuan Menlu Armenia Zohrab Mnatsakanyan dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov diadakan di Moskow pada 21 Oktober," demikian pernyataan Kemenlu Armneia dilansir Armen Press, Kamis.

Menteri Mnatsakanyan menyatakan bahwa kesepakatan yang dicapai masih di atas kertas karena perilaku berbahaya Azerbaijan dan langkah-langkah yang bertujuan untuk mengacaukan situasi.

Armenia dan Azerbaijan kembali saling tuding melanggar gencatan senjata untuk kemanusiaan yang baru di medan pertempuran Nagorno-Karabakh, hanya beberapa jam setelah kesepakatan disepakati. Gencatan senjata tersebut disepakati pada Sabtu (17/10) tengah malam setelah gencatan senjata yang ditengahi Rusia untuk menghentikan pertempuran antara dua negara bertetangga itu di Kaukus Selatan pekan lalu gagal.

BACA JUGA: Turki Siap Tempur di Azerbaijan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement