Kamis 22 Oct 2020 12:01 WIB

Ini Pesan Wapres di Hari Santri

Wapres mengingatkan peran pesantren sebagai tempat pembinaan para santri.

Wakil Presiden Maruf Amin saat menghadiri Webinar Internasional Antar Rois Syuriah PCINU di berbagai dengan Tema Diplomasi Santri dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia, Selasa (15/9).
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin saat menghadiri Webinar Internasional Antar Rois Syuriah PCINU di berbagai dengan Tema Diplomasi Santri dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan peran pesantren sebagai tempat pembinaan para santri. Ma'ruf berharap, pesantren mencetak santri-santri yang paham agama dan penerus para ulama sebab, satu per satu ulama akan tutup usia sehingga regenerasi ilmu pengetahuan agama harus tetap berlanjut.

"Karena itu para ulama itu harus ada penggantinya, harus ada penerusnya, kalau tidak kata Rasul, kalau orang alim sudah tidak ada lagi maka orang akan menjadikan pemimpin orang yang bodoh-bodoh yang tidak mengerti agama," ujar Ma'ruf dalam peringatan Hari Santri 2020 secara virtual, Kamis (22/10).

Ma'ruf melanjutkan, selain mencetak generasi paham agama, pesantren juga diharapkan mencetak tokoh-tokoh dakwah. Namun, tokoh-tokoh dakwah dari kalangan santri ini diharapkan mengikuti perkembangan zaman. Apalagi dakwah sekarang lebih efektif diterima masyarakat melalui media digital.

"Perlu ada santri-santri dalam berdakwah menggunakan digital, digitalisasi dakwah, sebab dakwah dengan digital sasarannya akan lebih luas, jangkauan lebih luas, waktunya kapan saja, dan bisa dimana saja. Walaupun pesantren ada di suatu daerah namun dengan dakwah digital pesan-pesannya, jihadnya akan bisa sampe kemana-mana," ujarnya.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia nonaktif itu melanjutkan, pesantren juga harus menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ia mengatakan, meski sudah ada beberapa  pesantren yang telah memulai dengan membangun Bank Wakaf Mikro, BMT maupun ultra mikro, namhn ia mendorong hal itu dilakukan oleh semua pesantren.

"Kalau bisa 20 ribu itu bisa membangun BMT dan OPOP (one pesantren on product) atau juga mengembangkan produk dari masyarakat," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement