Kamis 22 Oct 2020 07:25 WIB

Perut Menggembung Saat Pandemi? Anda tak Sendiri

Kenali penyebab menggembungnya perut saat pandemi.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi perut membesar meski tidak hamil. Banyak orang perutnya menggembung selama pandemi Covid-19.
Foto: Photo by freestocks from Pexels
Ilustrasi perut membesar meski tidak hamil. Banyak orang perutnya menggembung selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perempuan menghadapi masalah perut yang menggembung saat pandemi Covid-19. Menurut ahli gizi klinis Suzie Sawyer, banyak orang yang mungkin telah meremehkan perubahan di tubuh selama pandemi Covid-19 terjadi sejak awal tahun ini.

Sawyer mengatakan, usus merupakan bagian dalam tubuh yang sangat sensitif dengan perubahan pola makan, rutinitas, atau gerakan keseharian. Keseimbangannya bisa terganggu dan menyebabkannya bereaksi.

Baca Juga

Tidak mengherankan jika perubahan besar dalam gaya hidup yang terjadi pada hampir semua orang di dunia saat ini menyebabkan kondisi perut gembung. Ia mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong hal itu.

Postur yang buruk

Bekerja dari rumah, yang saat ini banyak dilakukan orang-orang karena aturan pembatasan diberlakukan oleh pemerintah di berbagai negara ternyata memengaruhinya.

Di kantor, orang-orang terbiasa bekerja dengan kursi dan meja yang dipersiapkan khusus. Namun, di rumah, tidak selalu semua orang memilikinya. Terkadang, meja rias tau meja makan, bahkan sofa digunakan sebagai tempat orang membuka laptop.

photo
Bekerja di rumah (Foto: ilustrasi, Work from Home) - (Wallpapaer Flare)

Hal itulah yang membuat efek bagi tubuh. Saat bekerja, orang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ketika keseringan duduk dengan postur tidak tepat, kontraksi otot tak dapat bekerja dengan sempurna.

Kontraksi otot yang membutuhkan ruang untuk bekerja secara efisien dan membersihkan tubuh dari gas tidak dapat berfungsi, sehingga perut Anda menggembung. Untuk mengatasinya, cobalah bangun dari duduk secara teratur dan bergerak. Lalu, duduk tegak dengan punggung ditopang.

Mengemil

photo
Camilan khas India - (Boldsky)

Lebih banyak berada di dalam rumah dengan akses mudah ke lemari es dan lemari makanan telah membuat kebiasaan ngemil harian setiap orang bertambah. Penelitian baru oleh Oral Health Foundation menemukan bahwa sebagai akibat berada di rumah selama lockdown atau karantina wilayah ditetapkan, lebih dari satu dari tiga (38 persen) orang dewasa di Inggris meningkatkan jumlah kudapannya sepanjang hari.

Organ pencernaan, termasuk pankreas, membutuhkan waktu untuk memproses makanan setelah dimakan.  Proses ini membersihkan pencernaan dengan mendorong partikel makanan dan bakteri yang tertinggal keluar dari usus kecil.

Jika mengonsumsi camilan sebelum tubuh kita melalui proses ini, maka sisa makanan itu dimakan oleh bakteri dan membentuk gas, yang menyebabkan kembung. Memberi jeda sekitar tiga setengah jam di antara waktu makan akan membantu mengurangi masalah ini.

Stres

photo
Stres (Ilustrasi) - (Flickr)

Sadar atau tidak, beberapa bulan terakhir ini telah membuat kita lebih stres daripada biasanya. Kortisol adalah hormon stres dan perubahan dalam rutinitas dapat menyebabkan tingkat hormon itu meningkat dalam tubuh.

Stres yang meningkat dapat terjadi karena kecemasan seputar kesehatan kita, kesehatan orang-orang yang dekat dengan kita, keamanan pekerjaan, dan harus membatalkan acara-acara besar yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Stres dapat berdampak besar pada pencernaan karena memicu respons melawan atau lari dari tubuh.

Ketika hal itu terjadi, aliran darah diambil dari organ pencernaan, membuat mereka kurang mampu mencerna secara efisien dan ini menyebabkan perut kembung. Jika merasa stres, teknik pernapasan tertentu akan membantu fungsi normal organ-organ ini. Cara lainnya, cobalah berjalan-jalan.

Ketika memiliki pekerjaan penuh waktu, ini tidak hanya menjadi rutinitas dengan penggunaan waktu kita di siang hari, tetapi juga rutinitas terkait pola makan. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebiasaan dan makanan yang kita makan serupa dari pekan ke pekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement