Rabu 21 Oct 2020 20:07 WIB

Psikolog: Bersahabatlah dengan Diri Sendiri

Psikolog sebut khawatir saat pandemi adalah hal wajar, namun rasa itu perlu dikelola.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan bersedih (ilustrasi). Psikolog mengatakan, mengelola kesehatan penting karena berpengaruh pada banyak hal, mulai dari hubungan keluarga hingga produktivitas kerja.
Foto: Republika/Prayogi
Perempuan bersedih (ilustrasi). Psikolog mengatakan, mengelola kesehatan penting karena berpengaruh pada banyak hal, mulai dari hubungan keluarga hingga produktivitas kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak perubahan dalam sendi kehidupan masyarakat. Kekhawatiran yang tidak menentu membuat sebagian orang mengalami masalah kesehatan mental.

Psikolog Saskhya Aulia Prima mengatakan, survei selama lima bulan terakhir pada 4.010 orang menunjukkan 64,8 persen responden mengalami masalah psikologi, kecemasan, depresi, dan trauma. Menurut Saskhya, menjadi khawatir adalah wajar, namun rasa itu perlu dikelola agar kesehatan mental tetap terjaga.

Baca Juga

"Mengelola kesehatan penting karena berpengaruh pada banyak hal, mulai dari hubungan keluarga hingga produktivitas kerja," kata co-founder dan psikolog Tiga Generasi tersebut dalam webinar peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia bersama Sehat Jiwa, awal Oktober.

Tak hanya saat pandemi, kesehatan mental tetap perlu diperhatikan sepanjang waktu. Saskhya menjelaskan beberapa kiat guna mengelola stres.

Waktu berkualitas alias quality time

Saskhya mengatakan, kesehatan mental bisa dijaga dengan menjaga hubungan yang harmonis dengan "ring satu" dalam kehidupan, semisal keluarga. Penelitian Harvard University secara longitudinal menunjukkan penting sekali untuk menjaga kebahagiaan hidup lewat hubungan dekat bersama keluarga, kerabat, ataupun sahabat.

Atur pola pikir

Atur pola pikir agar mengelola hal-hal yang bisa dikontrol saja daripada fokus pada pikiran yang berandai-andai. Hindari banyak mengeluh. Bersahabat baiklah dengan diri sendiri.

"Kadang kita berbuat baik terhadap teman dengan menanyakan kabar dan lain-lain, tapi jarang ngobrol sama diri sendiri, hari ini apa yang buat kita tersenyum, bertahan, sebenarnya kita adalah sahabat terbaik kita," kata Saskhya.

Jaga makan

Apa yang kita makan juga memengaruhi tingkat kecemasan sekitar 90 persen. Saskhya menyebut, kesehatan usus tidak hanya menentukan kesehatan fisik, tapi juga mental.

Tetap aktif

Jangan lupa untuk tetap melakukan rutinitas walaupun masih harus belajar dan bekerja di rumah saja. Hal ini akan membantu kerja otak yang sudah memiliki prediksi, kendati belum mengetahui pasti kapan pandemi usai.

"Otak juga mudah berpikir negatif, jadi hindari pikiran, postingan negatif," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement