Rabu 21 Oct 2020 16:33 WIB

Banyak Kontaktor Asing Berminat, PT MRT Tunggu Izin Jepang

MRT Fase II mensyaratkan kontraktornya harus dari Jepang karena dibiayai JICA.

Rep: Febryan A/ Red: Fuji Pratiwi
Penumpang berada di dalam angkutan kereta Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta (ilustrasi). Pembangunan MRT Segmen II (Harmoni-Kota) terancam molor satu tahun sebab belum ada kontraktor asal Jepang yang berminat menggarapnya.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Penumpang berada di dalam angkutan kereta Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta (ilustrasi). Pembangunan MRT Segmen II (Harmoni-Kota) terancam molor satu tahun sebab belum ada kontraktor asal Jepang yang berminat menggarapnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan MRT Segmen II (Harmoni-Kota) terancam molor satu tahun. Sebab, belum ada kontraktor asal Jepang yang berminat menggarapnya.

PT MRT pun mengusulkan agar tender dibuka untuk kontraktor asing. Rekomendasi itu kini menunggu persetujuan Jepang melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) sebagai penyandang dana.

Baca Juga

Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhamad Kamaluddin, mengatakan, terdapat tiga paket pengerjaan yang belum ada kontraktornya. Paket CP 202 (pembangunan rute Harmoni-Mangga Besar), CP 205 (pengerjaan sistem serta elektrik perkeretaapian dan rel), dan CP 206 (pengadaan kereta).

Paling sulit mendapatkan kontraktornya, kata Kamal, adalah paket CP 206. Sebab, tak ada sama sekali kontraktor asal Jepang yang berminat. "Padahal, MRT Fase II ini dibiayai JICA dengan skema special terms for economic partnership (tied loan) yang mensyaratkan kontraktornya harus dari Jepang," kata Kamal kepada Republika, Rabu (21/10).

Di sisi lain, lanjut dia, sebenarnya banyak kontraktor internasional yang berminta menggarap paket CP 206. Untuk itu, PT MRT merekomendasikan agar tender dibuka untuk kontraktor dari semua negara, tak hanya kontraktor asal Jepang.

"Tapi ini kan dananya dari JICA, makanya JICA harus oke dulu untuk buka tender ke negara lain," kata Kamal.

Kontraktor peminatnya sudah mengatre, kata Kamal, ada dari negara Eropa maupun Asia seperti Korea Selatan.

Sedangkan paket CP 205, lanjut dia, tendernya diperpanjang hingga 26 Oktober 2020. "Sekarang sudah ada yang kelihatannya minat dari dua kontraktor Jepang," kata dia.   

Adapun paket CP 202 sudah gagal tender. Tak ada peminat dari kontraktor Jepang. Kini MRT dan JICA sudah sepakat untuk melakukan penunjukkan langsung.

"Paket CP 202 ini ditunjuk langsung kontraktor asal Jepang. Proses penunjukannya akan tuntas akhir tahun ini," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement