Rabu 21 Oct 2020 15:14 WIB

Peluang Startup Melantai di Bursa Saham Indonesia

Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan besar berbasis teknologi yang berenaca IPO.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Startup. Ilustrasi
Foto: expertbeacon.com
Startup. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan yang mengawali bisnisnya sebagai startup berpeluang besar untuk berkembang melalui bursa saham. Berkaca pada pendanaan di private market, penghimpunan dana melalui public market juga akan sangat besar.

"Saya melihat ada peluang startup untuk mencari pendanaan di public market," kata kata Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir dalam acara Capital Market Summit Expo (CMSE) 2020, Rabu (21/10).

Baca Juga

Pandu mengatakan, perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di dalam negeri cukup banyak setiap tahunnya. Demikian pula halnya dengan jumlah dana yang dihimpun dari lantai bursa.

Hingga saat ini setidaknya terdapat 46 perusahaan yang sudah go public. Selain itu, masih ada sekitar 15 perusahaan lagi yang saat ini sudah masuk daftar antrean untuk tercatat di 2020.

Secara keseluruhan, jumlah penawaran umum baik saham maupun surat utang mencapai 132. Sedangkan total nilai yang terhimpun mencapai Rp 84,90 triliun. "Jadi ini juga opportunity yang menurut saya cukup besar untuk public market Indonesia," terang Pandu.

Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan besar berbasis teknologi yang berencana IPO seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan BukaLapak. Apabila rencana tersebut terealisasi di dalam negeri, Pandu melihat, potensi upside untuk perusahaan-perusahaan ini akan cukup besar.

"Bisa saja kapitalisasi pasar akan meningkat. Ini kesempatan yang bisa dicapture di bursa, apalagi untuk pemain-pemain ekonomi baru seperti startup," tutup Pandu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement