Rabu 21 Oct 2020 14:49 WIB
Cerita di Balik Berita

Lelah Liputan Gempa Padang, Ditatap Sinis Rombongan Jepang

Saya ketahuan menyusup ke dalam bus rombongan Jepang dan ditatap sinis seisi bis.

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Aku mewawancarai Gamawan sendiri di mobilnya sepanjang perjalanan ke bandara. Bertanya tentang situasi terakhir gempa Sumbar dan langkah-langkah yang sudah dan akan diambil oleh Pemprov Sumbar.

Kami juga ngobrol soal situasi politik terakhir. Soal isu dia yang akan dijadikan menteri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Belakangan Gamawan memang diangkat jadi menteri dalam negeri dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.

Tak terasa mobil sudah sampai di parkiran gedung ruang tunggu VIP bandara Internasional Minangkabau. Gamawan sudah ditunggu di sana.

Aku segera pamit dan berterima kasih. Tapi aku tak segera kembali ke Padang. Bertahan di ruang tunggu, menulis berita.

Selesai menulis berita aku bersiap kembali ke Kota Padang. Jaraknya sekitar 30 km dari bandara. Namun suasana sudah sepi. Aku bingung naik apa? Kulihat di parkiran sudah tak ada lagi kendaraan. Rombongan gubernur sudah berangkat bersama tamu-tamunya dari Jakarta.

Hanya satu bus wisata yang masih tersisa di parkiran. Aku lihat bus itu berisi orang-orang Jepang. Jelas mereka bukan wisatawan. Mungkin rombongan yang akan membantu pemulihan gempa Sumbar. Pasti mereka akan menuju ke Kota Padang. Tanpa berpikir panjang aku ikut naik.  

Aku tak kebagian tempat duduk. Terpaksa berdiri. Bus melaju meninggalkan areal bandara.  Sambil berdiri aku masih memikirkan rencana liputan berikutnya. Tak lama bus berjalan seorang pemandu wisata mengabsen isi penumpang. Satu-satu dipanggil, sampai orang terakhir. Dia memandangiku.  

“Namanya kok tidak ada Bang?” tanyanya.

“Maaf saya bukan anggota rombongan,“ jawabku.

“Kok bisa naik bus ini ?”

“Maaf tadi saya habis wawancara gubernur dan sekarang mau kembali ke Padang.”

“Tapi bus ini tidak ke Padang,” kata si pemandu, yang membuatku terkejut.

Aku memandang keluar. Ternyata memang bukan arah ke Kota Padang. Arah jalan yang dilalui  bus ini justeru menjauhi Kota Padang. Sudah jauh sekali. Aku tak memperhatikan tadi karena sibuk memikirkan liputan.

“Kita mau ke Padang Pariaman,” lanjut si pemandu wisata.

Sang sopir menyadari ada satu penyusup di dalam busnya. Si pemandu berbicara ke sopir dalam bahasa Minang. Kebetulan aku tahu artinya. Namun aku pura-pura tidak mengerti.

Si sopir mempertanyakan mengapa aku bisa masuk ke dalam bus. Katanya kan berbahaya kalau ada orang tak dikenal di rombongan tamu dari Jepang. Rombongan Jepang itu tentu tak mau ada orang asing menyusup ke bus mereka.

Seorang anggota rombongan Jepang mendekatiku. Dia bicara bahasa Jepang yang aku tak tahu artinya. Aku ajak berbicara bahasa Inggris, tapi dia tetap saja memakai bahasa Jepang. Anggota rombongan yang lainnya terdengar ikut bicara. Sepertinya mereka mempertanyakan aku yang ikut rombongan tanpa izin. Semua mata menatapku dengan sinis. Ada yang menunjuk-nunjuk. Mungkin mereka minta aku turun. Suasana makin riuh.

Turun disiko se Da (turun di sini saja Kak),” kataku.

Si sopir dan pemandu wisata kaget, karena ternyata aku bisa berbahasa Minang. Segera saja bus berhenti. Penumpang masih ramai bicara satu sama lain.

Aku tak pedulikan seisi bus yang memandang kesal ke arahku. Aku turun. Selanjutnya susah payah mencari angkutan kembali ke Kota Padang. #

Tips melakukan doorstop

- Tunggu narasumber di pintu masuk atau keluar

- Waspada dengan narasumber yang mengecoh dengan keluar atau masuk di pintu lain

- Rencanakan pertanyaan yang akan diajukan

- Jangan menyampaikan pertanyaan panjang

- Dalam kondisi waktu sempit  ajukan pertanyaan dimana narasumber cukup menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ saja

- Ajukan pertanyaan yang membuat narasumber terpaksa harus menjawab

- Jika ada pertanyan yang sensitif atau ekslusif lakukan doorstop sendiri.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement