Rabu 21 Oct 2020 05:13 WIB

Emil: Dana Keumatan Bagian Strategi Bangkitkan Ekonomi

Apabila zakat terkelola dengan baik, harusnya kemiskinan di Jabar bisa diatasi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Jabar Tahun 2020 secara virtual, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (13/7). Emil meminta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jabar berinovasi. Salah satunya berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti e-commerce dan minimarket, guna memudahkan masyarakat berzakat.
Foto: Humas Pemprov Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Jabar Tahun 2020 secara virtual, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (13/7). Emil meminta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jabar berinovasi. Salah satunya berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti e-commerce dan minimarket, guna memudahkan masyarakat berzakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jabar, Ridwan Kamil terus berupaya memulihkan perekonomian di Jabar agar setiap daerah bisa bangkit. Salah satunya, dengan mengoptimalkan dana keumatan sebagai salah satu strategi.

"Nah yang kami juga lihat ada dana keumatan yang sedang kita jadikan strategi yaitu dana kalau dalam agama Islam itu ada dana zakat yang sifatnya wajib dan habis," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa (20/10).

Ada juga dana sodaqoh infaq yang sunah habis. Serta, ada dana investasi yaitu wakaf tunai. "Nah wakaf tunai akan kita kampanyekan sehingga orang bisa investasi dalam bentuk wakaf 1000  jadi Rp100 miliar. Ini investasi dunia akhirat kita akan menggali karena semangat berbagi membaik selama covid 19 jadi ada hikmahnya," katanya.

Selain itu juga,  akan mendapati penyaluran untuk UMKM akses masih juga terkendala. Kemudian kebijakan-kebijakan dari pusat belum sepenuhnya bisa efektif dipahami dan diterima di masyarakat."Oleh karena itu tim pemulihan ekonomi Jawa Barat saya tugaskan untuk Safari ke Kementrian teknis dimulai dari BKPM dan lain-lain untuk memastikan dana pusat yang mungkin bisa kita minta untuk percepatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat," paparnya.

 

Saat ini, kata dia,  zakat yang dikelola di Jabar baru 5 persen. Artinya, 95 persen masyarakat Jabar antara tidak melaksanakan kewajibannya atau ia membayar sendiri kemudian menyalurkan sendiri sesuatu yang datangnya tidak bisa diketahui. "Kami berharap pengelolaan dana umat ini dikelola dengan baik agar manfaatnya luar biasa," katanya.

Namun, kata Emil, zakat yang wajib ini masih belum terkelola dengan baik karena kalau sudah terkelola dengan baik dengan jumlah mayoritas muslim di Jawa Barat harusnya kemiskinan bisa dientaskan. Begitu juga, subsidi-subsidi kepada warga tidak mampu juga bisa melalui zakat."Nah ini lah pentingnya mengingatkan bahwa diantara kita ada dua setengah persen bukan harta kita yang tidak boleh kita makan ya mudah-mudahan Semangat ini hadir," katanya.

Selain itu, kata dia, agar potensi zakat optimal maka transformasi digital menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru. Terutama dalam pembayaran Zakat nanti via online dan lain-lain. "Semoga, ini bisa kita lakukan dengan baik Mohon doanya dari masyarakat Jawa Barat," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement