Selasa 20 Oct 2020 20:46 WIB

'Petani dan Penyuluh Punya Peran Strategis Bangun Pertanian'

Kebangkitan pembangunan pertanian harus dimulai dari kebangkitan SDM-nya.

Petani
Foto: antara
Petani

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Petani dan penyuluh dinilai memiliki peran yang sangat strategis untuk pembangunan pertanian di Tanah Air. Peran tersebut menjadi sangat penting dalam kondisi sekarang. Khususnya penyuluh yang harus mendampingi petani dan memastikan pertanian bisa terus berproduksi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahkan menyebut penyuluh adalah garda terdepan pertanian. "Penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Oleh sebab itu, mereka harus selalu ada di lapangan, harus selalu ada dan mendampingi petani agar produktivitas pertanian tetap terjaga. Hal ini tentunya untuk mendukung ketahanan pangan," tuturnya, Selasa (20/10).

Sejauh ini, para petani dan penyuluh yang tergabung dalam Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) menjadi ujung tombak dalam mengawal program-program Kementerian Pertanian. 

"Kostratani menjadi yang terdepan dalam mengawal program-program utama Kementan. Oleh karena itu, Kostratani kita perkuat. Karena kita ingin fungsi-fungsi Kostratani bisa dijalankan dengan maksimal untuk mendukung kemajuan pertanian di Tanah Air," kata Syahrul.

Pengembangan Kostratani ini turut dikawal Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, yang melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk me-launching BPP Kostratani Praya, Kabupaten Lombok Tengah. 

Dalam sambutannya Dedi memaparkan banyak hal mengenai kesempatannya melihat dari dekat industri pertanian di negara-negara maju. Dari hasil kajiannya, kemajuan sektor pertanian dimulai dari kebangkitan Sumber Daya Manusia (SDM). 

"Jadi, kebangkitan pembangunan pertanian harus dimulai dari kebangkitan SDM-nya. Siapakah SDM pertanian itu? Tidak lain adalah petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, praktisi, pengusaha pertanian dan lain sebagainya," ujar Dedi, Selasa.

Ia mencontohkan Amerika Serikat, China, Jepang, Taiwan, Australia dan Selandia Baru yang berkembang menjadi negara maju dimulai dari bangkitnya sektor pertanian. Menurutnya, sulit bagi sebuah negara berkembang menjadi negara maju jika sektor pertaniannya tak berjalan dengan baik. 

"Di negara maju mereka memulainya dari kebangkitan SDM-nya. Negara-negara itu memulainya dari pembangunan pertanian. Berangkat dari pengalaman mereka, maka kalau kita mau menjadi negara maju dan kuat harus maju dan kuat dulu pertaniannya. Tidak ada negara yang maju pesat kalau pertaniannya lemah," kata Dedi.

Untuk memajukan sektor pertanian, Dedi menilai petani dan penyuluh adalah lembaga yang memiliki peran strategis dalam pembangunan pertanian Indonesia. 

"Tidak salah kalau kita sebut petani penyuluh memiliki posisi strategis dalam pembangunan pertanian Indonesia, karena mereka yang sesungguhnya yang sudah berupaya menyediakan pangan untuk kita semua," tuturnya.

Dijelaskan Dedi, Kementerian Pertanian memiliki program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kapasitas dan SDM pertanian. 

Secara prinsip, Kostratani bergerak melakukan pemajuan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) baik fisik maupun non-fisik. "Diberdayakan sarana prasarananya dan penyuluhnya ditingkatkan kapasitasnya, ilmunya dan lainnya," papar Dedi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement