Selasa 20 Oct 2020 19:26 WIB

PUPR Targetkan Waktu Tempuh 1,5 Jam Setiap 100 Kilometer

Penurunan waktu tempuh akan berdampak pada turunnya biaya logistik.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Truk angkutan barang melintas di ruas Tol Cipali, Jawa Barat. ilustrasi  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Truk angkutan barang melintas di ruas Tol Cipali, Jawa Barat. ilustrasi (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan travel time atau waktu tempuh perjalanan bisa mencapai 1,5 jam saja setiap 100 kilometernya. Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, penurunan travel time menjadi target jangka panjang yang harus dicapai.

“Kalau travel time turun, biaya logistik turun. Jadi ini menunjukkan seberapa kompetitif jaringan jalan kita dalam mendukung sistem logistik,” kata Hedy dalam konferensi video, Selasa (20/10).

Baca Juga

Hedy menjelaskan, dari analisis yang dilakukan, saat ini travel time berkisar 2,3 hingga 2,5 jam per 100 kilometer. Dia menuturkan, strategi Kementerian PUPR dalam menurunkan travel time yaitu dengan menjadikan jalan bebas hambatan sebagai backbone.

“Jalan bebas hambatan ini menjadikan travel time direduksi cukup signifikan,” ujar Hedy.

Untuk mencapai travel time 1,5 jam per 100 kilometer, Hedy mengatakan dibutuhkan jalan tol hampir 19 ribu kilometer dari total jaringan jalan tol di Indonesia. Dalam jangka menengah, lanjut dia, Kementerian PUPR membangun 2.724 kilometer jalan tol pada periode 2020-2024.

Dengan begitu, Hedy mengatakan, total jaringan jalan tol yang beroperasi hingga 20214 mencapai 4.817 kilometer. Sementara itu, untuk jangka panjang, Hedy menuturkan ultimate jalan tol totalnya mencapai 18 ribu kilometer hingga hampir 19 ribu kilometer.

Meskipun begitu, Hedy mengatakan target travel time menjadi 1,5 jam per 100 kilometer belum bisa dipetakan waktunya. “Itu adalah target ultimate yang kita buat sebagai benchmark bahwa jaringan jalan kita itu kompetitif kalau kita sudah mencapai 1,5 jam per 100 kilometer,” ungkap Hedy.

Capaian target tersebut menurutnya sangat tergantung pada banyak hal, terutama ketersediaan anggaran dan pengembangan wilayah. Sebab, kata Hedy, jalan bebas hambatan sebagai backbone menggunakan sistem pembiayaan kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

“Artinya ini investasinya dari swasta, karena kalau dari APBN tentu akan lebih lama lagi tercapainya,” tutur Hedy.

Dia menilai, meski nantinya target 1,5 jam per 100 kilometer tercapai, Indonesia juga perlu mengikuti peningkatan kebutuhan. Dengan begitu, target tersebut dimungkinkan akan bertambah lagi.

“Jadi setelah tercapai, kalau kita tidak melakukan apapun, itu bisa jadi naik lagi karena trafik itu tumbuh. Pengembangan wilayahnya juga tumbuh,” ungkap Hedy.

Meskipun begitu, Hedy menuturkan penurunan travel time tetap harus terjadi pada akhir 2024. Pada tahun tersebut, Hedy mengatakan Kementerian PUPR menargetkan travel time tereduksi menjadi 1,9 jam hingga 2,1 jam per 100 kilometer.

Dalam catatan Kementerian PUPR, saat ini jalan tol yang sudah beroperasi per 13 Oktober 2020 mencapai 2.303 kilometer. Hingga 2024, pemerintah menargetkan tol yang sudah beroperasi mencapai 4.817 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement