Selasa 20 Oct 2020 09:48 WIB

OJK Minta Industri Jasa Keuangan Utamakan Digitalisasi

Digitalisasi akan mempercepat akses bagi investor.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pentingnya penerapan digitalisasi di pasar modal Indonesia. Hal ini dapat mempercepat akses bagi seluruh investor di seluruh nusantara.
Foto: Prayogi/Republika
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pentingnya penerapan digitalisasi di pasar modal Indonesia. Hal ini dapat mempercepat akses bagi seluruh investor di seluruh nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pentingnya penerapan digitalisasi di pasar modal Indonesia. Hal ini dapat mempercepat akses bagi seluruh investor di seluruh nusantara.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan digitalisasi juga bisa diterapkan seluruh sektor keuangan, sehingga bisa meningkatkan inklusi keuangan.

Baca Juga

“Digitalisasi bukan saja di pasar modal saja, seluruh sektor keuangan untuk masuk ke akses ritel di daerah, sehingga mempercepat inklusi keuangan kepada masyarakat di daerah,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (20/10).

Menurutnya pasar modal bisa melakukan pendalaman pasar lagi di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan memperbanyak instrumen investasi yang mencakup ritel dan korporat.

“Pasar modal lebih dalam lagi supaya bisa lebih resilient ke depan. Kita cukup bangga akhirnya bisa menahan penurunan IHSG dan membawa kembali kepercayaan investor menjadi lebih baik lagi, bahkan IHSG sudah di atas 5.000. Kita yakin ini akan kembali normal sejalan dengan pertumbuhan perekonomian ke depan, namun harus tetap waspada,” ucapnya.

Wimboh menyebut dalam rangka pendalaman pasar modal, dukungan infrastruktur juga krusial agar semua proses di pasar modal dapat dilakukan secara elektronik, sehingga transaksi bisa dilakukan secara cepat oleh investor di manapun.

“Kami sambut baik bahwa akhir-akhir ini banyak basis investor yang terjadi di pasar transaksinya adalah transaksi ritel. Ini harus terus kita lakukan agar ini semakin meluas sehingga kalau banyak investor-investor ritel, volatility bisa dikendalikan dengan lebih baik,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement