Selasa 20 Oct 2020 06:20 WIB

Keutamaan Haji

Perbuatan baik dilipatgandakan ketika haji.

Keutamaan Haji. Jamaah memadati Jamarat saat melempar jumrah, Mina.
Foto: STR/EPA-EFE
Keutamaan Haji. Jamaah memadati Jamarat saat melempar jumrah, Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah Azza wa Jalla berfirman,

وأذن في الناس بالحج يأو رحالا على كل ضامر أين من كل فج عميق

Baca Juga

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan dengan mengendarai unta kurus yang datang dari segala segenap penjuru yang jauh." (QS. Al-Hajj [22]: 27).

Qatadah berkata, "Tatkala Allah Azza wa Jalla memerintahkan Nabi Ibrahim as. untuk menyeru manusia untuk berhaji, beliau as, berseru, Wahai manusia, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah membangun sebuah rumah, maka berhajilah kalian ke rumah-Nya."

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berhaji ke Baitullah dengan tidak berbuat rafats (seperti melakukan persetubuhan) dan tidak berbuat fasik, niscaya ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya."

Diriwayatkan, "Ka'bah akan diarak pada Hari Kiamat nanti sebagai seorang pengantin perempuan yang sedang diiring ke tempat pengantin laki-lakinya, dan setiap orang yang telah berhaji kepadanya bergantungan pada tirai tirainya sambil berjalan di sekelilingnya hingga Ka'bah masuk ke dalam surga."

Dari al-Hasan al-Bashri ra, diriwayatkan sedekah satu dirham di Baitullah tak ubahnya seperti sedekah seratus ribu dirham dan demikian juga setiap kebaikan dilipatgandakan seratus ribu kali. Dan, dikatakan perbuatan buruk di sana juga dilipatgandakan sebagaimana perbuatan baik dilipatgandakan.

Tatkala Rasulullah SAW kembali ke kota Makkah, beliau menghadap ke Ka'bah dan bersabda, "Sesungguhnya engkau benar-benar bumi terbaik Allah Azza wa Jalla dan negeri Allah Taala yang paling kucintai. Seandainya aku tidak diusir keluar darimu, aku tentu tidak akan keluar."

Setelah Ka'bah, tidak ada belahan bumi yang lebih utama daripada kota Rasulullah SAW (Madinah). Amal perbuatan di Madinah juga dilipatgandakan.

Rasulullah SAW bersabda, "Shalat di masjidku ini lebih baik daripada shalat di masjid-masjid lain kecuali Masjidil Haram." Setelah Madinah, tempat terbaik adalah Baitul Maqdis. 

Shalat di Baitul Maqdis seperti 500 kali shalat di masjid-masjid lain kecuali Masjidil Haram (dan Masjid Nabawi). Selain ketiga tempat ini, semua tempat bernilai sama kecuali tempat-tempat yang dikhawatirkan mendapat serangan musuh.

Karena itu, bermukim di ketiga tempat tersebut untuk beribadah dengan tekun mengandung keutamaan yang agung. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian bepergian kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini, dan Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis)." Demikian karena masjid masjid selain ketiga masjid ini sederajat, dan tidak ada negeri kecuali di dalamnya terdapat masjid, sehingga tidak ada maknanya bepergian ke masjid lain.

 

sumber : Ihya Ulumiddin Imam Al-Ghazali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement