Senin 19 Oct 2020 23:42 WIB

Rumah Zakat Inventarisasi Sumber Pangan Alternatif

inventarisasi sumber pengan alternatif di Kabupaten Banyumas untuk ketahanan pangan

Relawan Rumah Zakat mengunjungi rumah dan sekaligus Sekretariat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Langgeng Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas untuk bersilaturahmi dan wawancara tentang ketahanan pangan di desa yaitu sumber pangan alternatif selain beras dan jagung (palawija).
Foto: Rumah Zakat
Relawan Rumah Zakat mengunjungi rumah dan sekaligus Sekretariat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Langgeng Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas untuk bersilaturahmi dan wawancara tentang ketahanan pangan di desa yaitu sumber pangan alternatif selain beras dan jagung (palawija).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Relawan Rumah Zakat mengunjungi rumah dan sekaligus Sekretariat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Langgeng Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas untuk bersilaturahmi dan wawancara tentang ketahanan pangan di desa yaitu sumber pangan alternatif selain beras dan jagung (palawija). 

"Alhamdulillah di Desa Glempang selain ada padi sebagai makanan pokok, ada juga pala kependem sebagai sumber karbohidrat yaitu umbi-umbian yang terdapat di dalam tanah pekarangan, di desa Glempang ada sepuluh macam yaitu singkong, ubi jalar kuning, ubi ungu, talas, uwi, suweg, kentang hitam/teki, kentang putih, ganyong, dan gadung," ujar Sakimin selaku Ketua Gapoktan, Kamis (15/10).

"Umbi-umbian ini paling banyak dan paling enak dipanen ketika musim kemarau (Juni,Juli, Agustus, September), jika sudah masuk musim hujan seperti bulan Oktober ini sudah jarang dan jika ada juga sudah hambar rasanya," sambung beliau.

"Saya merekomendasikan talas, ubi ungu, singkong dan ganyong sebagai makanan pengganti jika tidak ada beras, dan sebagai bisa sebagai subtitusi terigu yang selama ini kita mengimport terigu dari luar negeri, dan ini menjadi PR bagi kita bersama untuk lebih kreatif,inovatif mengolahnya demi ketahanan pangan nasional," kata Trimaningsih, Kepala Seksi Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas ketika dihubungi lewat media sosial.

Dalam perhitungan pranata mangsa (musim) di desa memang ada 4 mangsa (musim) yaitu mangsa Labuh (peralihan kemarau ke hujan,bulan Oktober November), mangsa Rendeng (musim hujan, bulan Desember, Januari, Februari, Maret), mangsa Mareng (peralihan musim hujan ke kemarau, bulan April, Mei) dan mangsa Katiga (musim kemarau bulan Juni, Juli, Agustus, September).

Bulan Oktober ini sedang peralihan ke musim hujan, petani di Desa Glempang sedang mengolah sawah untuk ditanam padi. Peran pala kependem sangat bermanfaat sekali ketika musim kemarau atau paceklik, dimana stok padi sedikit tetapi stok umbi-umbian di tanah pekarangan melimpah.

Umbi-umbian yang ada di pekarangan sekitar rumah perlu di kembangkan lagi baik dari segi budidayanya, pengolahannya, dan pengemasan yang lebih modern lagi supaya bisa berperan lebih besar lagi dalam ketahanan pangan di desa pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement