Senin 19 Oct 2020 13:12 WIB

Unisba Dampingi Pengelolaan Sampah Warga

Tim Unisba mendampingi masyarakat mengolah sampah dengan belatung maggot.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas memberi pakan ikan lele menggunakan Maggot (larva). ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas memberi pakan ikan lele menggunakan Maggot (larva). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Bandung (Unisba) mendampingi masyarakat untuk mengelola sampah. Tim melakukannya di Masjid Riyyadhul Zannah RW 12 Kampung Cicangkudu Desa Rancamulya Kecamatan Pamengpeuk. Kabupaten Bandung, belum lama ini.

Menurut Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), Puti Renosori latar belakang terselenggaranya PKM ini karena pengelolaan sampah di RW 12 Kampung Cicangkudu masih menimbulkan dampak pencemaran lingkungan. Serta, belum mempunyai nilai tambah yang optimal.

Baca Juga

“Saya dan tim terdorong untuk melaksanakan PKM ini dengan tujuan untuk mengubah pola pikir warga tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, serta meningkatkan nilai tambah dari sampah tersebut,” ujar Puti kepada Republika.co.id. Senin (19/10).

Puti mengatakan,  kegiatan ini diikuti sebanyak 40  peserta yang terdiri dari Ibu-Ibu Majelis Ta’lim RW 12. Menurutnya, pada pelatihan ini peserta diberikan kesempatan untuk memilah sampah menggunakan 2 jenis keranjang.

Hasil yang diperoleh dari PKM ini, mampu meningkatkan partisipasi warga untuk mengelola sampah dengan lebih baik yaitu dengan cara memilah sampah menjadi sampah organik dan unorganik. Selain itu, kata dia, peningkatan nilai tambah sampah organik dengan memanfaatkan sampah organik tersebut sebagai pakan pada budidaya belatung Maggot dapat terealisasikan.

“Maggot dapat dijadikan sebagai pakan alternatif untuk peternakan lele, bebek, ayam, burung dan lainnya. Manfaat lainnya, sampah organik sisa budidaya maggot dapat dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman,” katanya.

Puti mengatakan, Maggot dari sampah organik hasil budidaya sebagian besar dijual ke peternak lele untuk dikembangkan di peternakannya sendiri yang dijadikan pakan. “Uji coba pakan lele menggunakan 100 persen maggot, sudah dilaksankan oleh Bapak Hasan selaku ketua paguyuban peternak lele Baraya," katanya.

Uji coba tersebut, kata dia, dilakukan pada 2000 ekor lele. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan lele normal dan sehat. "Menurut Pak Hasan, penggantian pakan lele dengan maggot dapat mengurangi biaya pakan 30 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement