Ahad 18 Oct 2020 15:34 WIB

Kemenkominfo Blokir 1.759 Hoaks Seputar Covid-19 di Medsos

Sebanyak 261 sisanya masih dalam proses pemblokiran.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengungkapkan ada 2.020 sebaran isu hoaks yang tersebar di empat platform media sosial. 1.497 diantaranya terdapat di Facebook, 20 ada di Instagram, 482 ada di Twitter, dan 21 ada di Youtube. Plate mengatakan 1.759 di antaranya sudah diblokir.

"Yang sudah di take down atau blokir sebanyak 1.759, Facebook 1.300, Instagram ada 15, Twitter 424, Youtube 20," kata Plate dalam diskusi daring, Ahad (18/10).

Baca Juga

Plate menegaskan sebanyak 261 sisanya masih dalam proses. Isu-isu hoaks tersebar di Facebook sebanyak 197, Instagram 5, Twitter 58, dan di Youtube 1. Sekjen Partai Nasdem itu mengatakan ia telah berkomunikasi dengan CEO Youtube Susan Wojcicki untuk membicarakan isu tersebut.

"Terakhir saya bicara dengan Susan Wojcicki CEO Youtube yang memberikan komitmen yang kuat di grupnya ya untuk bersama-sama mengatasi covid-19  di dalam ruang digital atau hoaks di Indonesia," ujarnya.

Plate menambahkan, Kemenkominfo juga akan menindak tegas pelaku penyebaran hoaks. Terbukti sudah ada 104 yang menjadi tersangka akibat memproduksi dan menyebarluaskan hoaks. 17 diantaranya ditahan di bareskrim dan di polda di Indonesia.

"Kami bersama Polri bekerja round the clock melalui cyber drone atau patroli sibernya kominfo di sana sehari 24 jam, Ada tiga shift disana tujuh hari seminggu, tidak ada waktu kosong, di sana gak ada tanggal merah bahkan tidak ada istirahatnya," kata dia.

Sebelumnya dalam rilis hasil survei terbarunya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan bahwa 55,7 persen masyarakat sangat khawatir terhadap informasi yang salah terkait virus corona. Kemudian sebanyak 24,8 persen masyarakat agak khawatir terhadap informasi yang salah terkait covid-19.

"Mayoritas sangat khawatir terhadap informasi yang tidak akurat terkait dengan pandemi," ucap Burhanuddin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement