Ahad 18 Oct 2020 14:59 WIB

Masker Harus Dipakai Meski Tracing dan Screening Masif

Khofifah: Masker Harus Dipakai Meski Tracing dan Screening Masif

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) kepada warga, di kantor Bakorwil Pamekasan, Jawa Timur, Senin (14/9/2020). Dalam kesempatan itu Khofifah menyerahkan bantuan ventilator kepada RSUD Bangkalan, Sampang dan Sumenep, serta 8.000 masker untuk Korkab PKH, TKSK, Tagana, dan BUMDes
Foto: ANTARA/Saiful Bahri
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) kepada warga, di kantor Bakorwil Pamekasan, Jawa Timur, Senin (14/9/2020). Dalam kesempatan itu Khofifah menyerahkan bantuan ventilator kepada RSUD Bangkalan, Sampang dan Sumenep, serta 8.000 masker untuk Korkab PKH, TKSK, Tagana, dan BUMDes

REPUBLIKA.CO.ID,  PACITAN- Jawa Timur terus konsisten meningkatkan testing untuk screening maupun tracing dalam mencegah penyebaran COVID-19. Per hari ini, penggunaan rapid test baik antibody maupun antigen untuk kegiatan screening dan Tracing telah tembus 1.005.807 test. 

Dari jumlah tersebut, ditemukan 84.436 kasus yang reaktif dan ketika di follow up dengan menggunakan PCR ditemukan 15.247 kasus positif COVID-19. 

Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku bersyukur karena Jatim terus konsisten untuk melakukan screening dan tracing massif. Bahkan, berkat keagresifan screening dan isolasi yang dilakukan telah membantu menurunkan penularan COVID-19, sehingga kasus aktif COVID-19 hari ini di Jawa Timur tinggal 5,56 persen per tanggal 17 Oktober 2020.

"Alhamdulillah, Jawa Timur terus konsisten untuk melakukan screening dan tracing massif. Saat ini screening dan Tracing di Jatim berkontribusi terhadap hampir sepertiga temuan kasus COVID-19 di Jawa Timur. Disamping itu, agresifitas ini mampu menurunkan kasus aktif COVID-19 hari ini di Jatim tinggal 5,56%. Selain itu masyarakt harus terus disadarkan memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan," terang Khofifah saat ditemui di tengah kunjungan kerjanya di Kabupaten. Pacitan, Ahad (18/10), kepada Republika.co.id.

Khofifah menjelaskan, screening di Jawa Timur utamanya difokuskan pada lokasi yang berisiko tinggi maupun kontak erat pasien positif COVID-19. Ditambahkannya, selain operasi Yustisi yang sangat efektif meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan. Screening, tracing dan isolasi ini juga cukup efektif dilaksanakan di Jawa Timur. 

"Saya mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada  masyarakat Jatim yang telah patuh dan bersedia  dilakukan screening dan isolasi. Tak lupa juga terimakasih kepada  TNI, Polri, Nakes dan Relawan yang bekerja keras dalam proses screening maupun tracing. Alhamdulillah dari 385.666 kontak erat yang ditemukan, hanya 66 orang yang menolak dilakukan isolasi dan pemeriksaan," urai mantan Mensos RI ini. 

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, meskipun adanya tren yang menggembirakan dalam penurunan COVID-19. Dirinya, juga terus mengingatkan agar protokol kesehatan harus terus di patuhi dan masyarakat tidak perlu takut untuk dilakukan screening. 

"Meski Jatim sudah terbebas dari Zona Merah, namun COVID-19 di Jatim masih belum berhenti penyebarannya, karenanya jangan sampai kendor untuk terus patuh protokol kesehatan. Kerjasama antara Pemerintah, TNI, Polri, Nakes dan masyarakat di Jatim yang menunjukkan hasil yang baik ini harus  terus di pertahankan sambil menunggu vaksin yang diberikan untuk masyarakat," urai Khofifah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement