REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid atau HNW, mengemukakan tidak ada dikotomi negarawan sehingga ia tak tersekat oleh profesi maupun peran peran yang dilakukan. Ia mendorong pemuda harus menempa menyiapkan diri menjadi negarawan masa depan.
"Negarawan tidak harus selalu politisi karena di luar politik negawaran juga banyak banget. Negarawan itu bisa datang dari kelompok apa saja. Yang penting dalam dirinya termanifestasikan jiwa kenegerawanan," kata HNW pada acara webinar digelar Pemuda Hidayatullah bertajuk "Songsong Negarawan Masa Depan" seperti dilansir kanal Youtube Pemuda Hidayatullah TV, Sabtu (17/10).
Dia mengingatkan, untuk menjadi negarawan, pemuda harus kembali belajar kepada sejarah.
Menurutnya, penting melahirkan patriot negarawan agar pemuda belajar dari sejarah hadirnya negawaran dengan melihat jasa para pemuda dan negarawan muslim yang telah memberikan kontribusi besar pada bangsa seperti Muhammad Natsir, Kiai Haji Agus Salim, Mr Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem, dan banyak lagi tokoh lainnya.
"Relasi keislaman dan keindonesiaan sudah selesai. Sehingga, ke depan kita harus bergerak lebih progresif sehingga kita dapat mencapai kemajuan signifikan untuk bangsa kita," katanya.
Sekaitan itu, HNW mengimbuhkan bahwasanya pemuda bukan sekedar jas merah (jangan lupakan sejarah), tetapi juga harus peduli dengan jas hijau.
"Jangan sekali sekali menghilangkan jasanya umat, ulama dan umara," terangnya mengungkapkan maksud adagium jas hijau.
Dia menambahkan, Indonesia adalah warisan dari para pahlawan sehingga kita harus mengambil peran yang lebih besar dan ke depan berkontribusi lebih besar untuk bangsa dan negara.
Webinar yang dipandu Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah, Mazlis B. Mustafa ini juga menghadirkan narasumber Ketua Umum DPP Hidayatullah Dr H Nashirul Haq dan turut hadir Imam Nawawi selaku Ketum PP Pemuda Hidayatullah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
