Sabtu 17 Oct 2020 22:40 WIB

Kota Yogyakarta Bagikan Peralatan Disinfeksi

Peralatan ini dimanfaatkan untuk kegiatan kerja bakti bersama di wilayah.

Peralatan disinfeksi (Ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Peralatan disinfeksi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta terus membagikan peralatan disinfeksi guna mendukung upaya warga mencegah persebaran virus corona penyebab Covid-19.

"Peralatan ini dimanfaatkan untuk kegiatan kerja bakti bersama di wilayah," kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Sabtu (17/10).

Baca Juga

Sebelumnya, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Iswari Mahendrarko mengatakan bahwa bantuan peralatan disinfeksidiberikan melalui kampung tanggung bencana (KTB) ataupengurus kampung.

"Tujuannya untuk mendukung masyarakat dan relawan di KTB atau kampung untuk melakukan disinfeksi. Selain peralatan, juga ada bantuan berupa alat pelindung diri yaitu faceshield, masker, sarung tangan, dan baju hazmat," katanya, menambahkan, penyerahan bantuan sudah dilakukan sejak pekan lalu.

Heroemengemukakan bahwa masyarakat juga harus terus diingatkan agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Iamenegaskanbahwa tidak ada jalan lain untuk menghindari penularanCOVID-19 selain disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam seluruh aktivitas.

"Tidak boleh merasa bahwa penerapan protokol kesehatan itu menjadi sebuah beban yang memberatkan karena pada kenyataannya pandemi yang sudah berlangsung selama sekitar tujuh bulan ini belum hilang," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta itu.​​​​​​​

Selama kasus penularanCOVID-19 masih ada di Kota Yogyakarta maupun di wilayah lain, ia mengatakan, protokol kesehatan harus terus dijalankan.

Ia khawatir jika masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah mulai kendor dalam penerapan protokol kesehatan, maka yang akan terjadi adalah peningkatan kasus COVID-19.

"Kalau kasus semakin meningkat maka pemulihan ekonomi juga bisa semakin panjang, persoalan sosial semakin banyak, dan potensi kehilangan pendapatan juga semakin besar," katanya.

 

 

TAKE

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement